Gunung Merapi (PVMBG)
Dream - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status kebencanaan Gunung Merapi dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) pada Kamis, 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.
Gunung yang berada di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut berpotensi erupsi yang membahayakan penduduk.
" Seiring dengan berhentinya ekstrusi magma, Gunung Merapi Kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, melalui keterangan tertulis.
BPPTKG melakukan pemetaan sektoral terkait prakiraan daerah bahaya meliputi 12 desa yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah.
Wilayah yang masuk di dalam prakiraan daerah bahaya di DIY yaitu Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo yang berada di Kecamatan Cangkringan, Sleman.
Sedangkan di Jateng, tiga kabupaten teridentifikasi memiliki desa yang masuk dalam prakiraan daerah bahaya, yaitu Magelang, Boyolali dan Klaten.
Secara rinci, wilayah desa dan kecamatan di tiga kabupaten tersebut yang terdampak yaitu Ngargomulyo, Krinjing dan Paten di Dukun, Magelang, Tlogolele, Klakah dan Jrakah di Selo, Boyolali dan Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante di Kemalang, Klaten.
Selain itu, BPPTKG merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III dihentikan. Pelaku wisata diimbau tidak berkegiatan di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak.
Sedangkan Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten diminta mempersiapkan segala sesuatu terkait upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
Pasca-erupsi besar Gunung Merapi pada 2010 lalu, kata Hanik, Gunung Merapi mengalami erupsi magmatis pada rentang waktu 11 Agustus 2018 hingga September 2019. Aktivitas vulkanik terus meningkat hingga saat ini.
Hanik menjelaskan data hasil pemantauan aktivitas vulkanik menunjukkan terjadi peningkatan seperti kegempaan dan deformasi. Kondisi tersebut dapat memicu proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.
" Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh 5 km,” tambah Hanik.
Lebih lanjut, Hanik mengataka kenaikan aktivitas Gunung Merapi ini telah disampaikan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Gubernur Jawa Tengah dan para bupati di beberapa wilayah.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR