Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 185 tentang Kewajiban Menjalankan Puasa Ramadan

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Kamis, 14 April 2022 10:00
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 185 tentang Kewajiban Menjalankan Puasa Ramadan
Allah SWT memberikan kemudahan pada hamba-Nya dalam menjalankan syariat Islam, terutama dalam hal berpuasa.

Dream – Bulan Ramadan adalah bulan yang suci dan penuh berkah bagi umat Islam. Begitu istimewanya bulan ini, tak mengherankan jika kehadiran bulan Ramadan selalu disambut dengan suka cita oleh setiap Muslim di seluruh dunia. Bahkan setiap daerah pun memiliki tradisinya masing-masing untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Keistimewaan dari bulan Ramadan adalah Allah SWT membuka pintu surga seluas-luasnya, menutup setiap pintu neraka, dan membelenggu setan. Sehingga, ini menjadi momen yang cocok bagi setiap umat Islam untuk menjalankan ibadah dan amalan sebanyak mungkin.

Perintah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan pun dijelaskan dalam Al-Quran melalui surat Al-Baqarah ayat 185. Dan bagi umat Islam yang meninggalkan puasa Ramadan karena suatu halangan tertentu, maka wajib bagi dirinya untuk mengganti di luar bulan Ramadan.

Nah, untuk mengetahui bagaimana penjelasan dari surat Al-Baqarah ayat 185 mengenai puasa, berikut sebagaimana telah dirangkum Dream melalui muslim.or.id.

1 dari 3 halaman

Bacaan Surat Al-Baqarah Ayat 185

Bacaan Surat Al-Baqarah Ayat 185

شَهْرُرَمَضَانَالَّذِيْٓاُنْزِلَفِيْهِالْقُرْاٰنُهُدًىلِّلنَّاسِوَبَيِّنٰتٍمِّنَالْهُدٰىوَالْفُرْقَانِۚفَمَنْشَهِدَمِنْكُمُالشَّهْرَفَلْيَصُمْهُۗوَمَنْكَانَمَرِيْضًااَوْعَلٰىسَفَرٍ

فَعِدَّةٌمِّنْاَيَّامٍاُخَرَۗيُرِيْدُاللّٰهُبِكُمُالْيُسْرَوَلَايُرِيْدُبِكُمُالْعُسْرَۖوَلِتُكْمِلُواالْعِدَّةَوَلِتُكَبِّرُوااللّٰهَعَلٰىمَاهَدٰىكُمْوَلَعَلَّكُمْتَشْكُرُوْنَ

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).

2 dari 3 halaman

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 185

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 185

Untuk lebih memahami apa makna di balik surat Al-Baqarah ayat 185, alangkah baiknya jika sahabat Dream mengetahui tafsirnya. Berikut adalah tafsir dari surat Al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ

Bulan Ramadan

Dari sebagian ulama mengatakan bahwa bulan Ramadan adalah salah satu nama Allah SWT dan tidak diperbolehkan untuk menyebut Ramadan tanpa didahului dengan kata “ syahru”. Hal tersebut diperkuat dengan adanya hadis berikut:

لا تقولوا رمضان فإن رمضان اسم من أسماء الله تعالى ولكن قولوا شهر رمضان

Artinya: Jangan menyebut dengan ‘Ramadhan’ karena ia adalah salah satu nama Allah, namun sebutlah dengan ‘Bulan Ramadhan.’” (HR. Al Baihaqi 4/201).

Meski begitu, Ibnu Jauzi mengatakan bahwa hadis di atas adalah palsu. Kemudian As Suyuthi mengatakan hadis tersebut adalah dhaif dan bukannya palsu. Sehingga Ramadan sendiri bukanlah nama Allah SWT dan diperbolehkan untuk mengatakan “ Ramadan” saja.

الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran

Ayat ini menjadi dalil bahwa Al-Quran untuk pertama kalinya diturunkan pada bulan Ramadan. Selain itu, Ramadan juga menjadi bulan diturunkannya kitab-kitab Allah SWT yang sebelumnya.

هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)

Menurut Ibnu Katsir, ini adalah bentuk pujian Allah SWT pada Al-Quran. Bahwa Allah SWT menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk untuk hamba yang beriman kepada Al-Quran, membenarkan dan mengikuti tuntunan dari Al-Quran. Lalu dari kata “ bayyinaat” berarti dalil atau hujjah yang jelas, terang, dan gamblang bagi orang yang memahami dan mentadaburinya.

Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah kitab yang benar-benar menjadi petunjuk yang menafikan kesesatan dan pedoman untuk menafikan penyimpangan. Adanya Al-Quran adalah sebagai pembeda antara yang haq dan batil, anyata yang halal dan haram.

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu

Dijelaskan dalam tafsir Jalalain, makna dari kata “ syahida” adalah “ hadhara” yang berarti bersafar. Kemudian dari Ibnu Katsir menjelaskan makna dari kata “ syahida” adalah melihat munculnya hilal di bulan tersebut, dan ia adalah orang yang tidak sedang melakukan safar saat masuk di bulan tersebut, serta badannya dalam kondisi sehat.

Lalu ada kata yang menyatakan perintah, yakni “ falyashum” dan kaidah fiqhiyyah yang mengatakan “ hukum asal dari perintah adalah wajib”. Jadi, ayat ini menjadi dasar dari diwajibkannya melakukan puasa untuk orang yang tidak sedang melakukan safar serta kondisinya sehat.

3 dari 3 halaman

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 185

 

وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain

Dalam lafaz ini menjelaskan tentang hukum bagi orang yang bersafar atau sakit. Dijelaskan oleh Ibnu Katsir bahwasanya jika seseorang sakit yang membahayakan diri jika tetap melakukan puasa, atau orang tersebut sedalah melakukan safar, maka ia diperbolehkan untuk tidak puasa. Tetapi jika tidak puasa, makai a wajib untuk mengganti di hari yang lain.

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu

Diperbolehkannya bagi musafir dan orang yang sakit tidak puasa telah menjadi bukti bahwa Allah SWT memberikan kemudahan bagi setiap hamba-Nya dalam menjalankan syariat Islam. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا

Artinya: Sesungguhnya agama itu mudah. Orang yang berlebihan dalam agama akan kesusahan. Maka istiqamahlah, atau mendekati istiqamah, lalu bersiaplah menerima kabar gembira” (HR. Bukhari no.39).

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya

Dalam lafaz ini menjelaskan bagi orang yang mengganti puasa di hari lain hingga sempurna dengan jumlah hari puasanya yang adalah satu bulan. Ath Thabari membawakan riwayat dari Ad Dhahak yang mengatakan “ al ‘iddah” yang menunjukkan bilangan hari saat musafir dan orang yang sakit tidak melakukan puasa.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu

Dalam lafaz ini, menurut Ibnu Katsir adalah hendaknya kalian berdzikir pada Allah SWT setelah menyelesaikan ibadah. Lalu dijelaskan lebih lanjut, bahwa sebagian ulama berdalil dengan ayat ini tentang disyariatkannya takbiran saat akan sholat Idul Fitri.

وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“ supaya kamu bersyukur

Dari Ibnu Katsir dijelaskan bahwa jika kamu sudah menegakkan perintah Allah SWT dengan menjalankan ketaatan-ketaatan dan kewajiban-kewajiban, meninggalkan yang haram, dan menjaga batasan-batasan agama, maka semoga kamu adalah termasuk dalam golongan orang yang bersyukur.

Itulah tafsir dari surat Al-Baqarah ayat 185 yang menjelaskan tentang kewajiban puasa di bulan Ramadan. Di mana ketika sahabat Dream sedang dalam suatu perjalanan atau dalam kondisi sakit, maka diwajibkan untuk menggantinya dengan jumlah yang ditinggalkan tersebut di hari lain.

Beri Komentar