Screenshot Video
Dream - Perilaku siswa di Indonesia saat ini sudah semakin mengkhawatirkan. Semakin hari banyak laporan tentang ulah para anak didik yang mulai berani melawan guru.
Di sisi lain, para pendidik seperti serba salah menghadapi ulah menjengkelkan siswa. Sering kali para guru ini menghadapi orang tua yang tak menerima cara mereka mendisiplinkan murid tersebut.
Ulah menjengkelkan kali ini terjadi diduga oleh seorang siswa di sebuah sekolah yang tak disebukan namanya.
Siswa tersebut dengan seenaknya bermain sepeda di dalam kelas saat seorang guru tengah mengajar dan duduk di depan kelas. Tak hanya itu, siswa tersebut merekam aksinya.
Sang guru sempat meminta muridnya itu untuk menghentikan perilaku negatif tersebut.
" Astagfirullahaladzim," kata sang guru.
Bukannya berhenti dan meminta maaf, siswa tersebut justru mengumpat dengan kalimat yang tidak pantas.
" Enggak belajar-belajaran, kepalaku sudah berasap. Enggak mau aku belajar, pengen sepedaan di kelas," ucap siswa tersebut.
Siswa yang lain hanya terdiam melihat perilaku teman satu kelasnya itu.
Belum diketahui apa yang menyebabkan siswa tersebut begitu berani melakukan tindakan tersebut.
Dream - Seorang remaja lelaki membawa celurit ke sekolah. Aksi nekat itu dilakukannya untuk meminta ponsel miliknya yang tengah disita dikembalikan.
Video ini menjadi sorotan warganet usai diunggah di Twitter @jogjaupdate. Dilaporkan Pidjar.com, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis, 5 September 2019 di SMP Negeri 5 Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta.
Remaja yang membawa celurit tersebut berinisial G, siswa kelas 8 SMP Negeri 5 Ngawen.
Ponsel milik G disita guru agama lantaran ketahuan bermain gim saat jam pelajaran. Aturan sekolah memang tidak mengizinkan siswa bermain ponsel ketika jam belajar mengajar.
" Rasanya marah pas hp saya diambil," kata G, Rabu, 11 September 2019.
Usai insiden itu, G melanjutkan pelajaran hingga selesai. Sore harinya, dia menghubungi guru agama yang menyita ponselnya, Nazid.
Dalam pesan singkat itu, G bertanya kapan Ponselnya dapat diambil. Tapi, seiring percakapan yang muncul, remaja berperawakan tinggi itu marah.
Dia menulis nada ancaman akan mengobrak abrik sekolah, andai Ponsel miliknya tak juga dikembalikan.
Keesokan harinya, ketika setengah pelajaran berlangsung, emosi G memuncak. Dia membawa celurit di rumah dan kembali ke sekolah.
" Saya emosi ingin mengambil handphone saya. Saya membawa sabit ingin mengambil handphone saya," kata dia.
Takut terjadi apa-apa, seperti yang terlihat di video, si guru melempar ponsel milik G. Setelah ponsel miliknya dikembalikan G pulang.
Wali kelas G, Estuarso mengatakan, kejadian ini murni karena G ingin ponselnya kembali. Tetapi, dia tak mengetahui prosedur yang benar untuk mengembalikan ponsel.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP 5 Ngawen, Sriyana mengatakan, meski sempat ada insiden ini, sampai saat ini G masih berstatus sebagai siswanya.
Pihak sekolah juga tidak akan mengeluarkan G dan selalu memberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah.
“ Dia tetap anak didik kami dan akan kami bimbing siswa didik kami,” ucap Sriyana.
(Sah, Sumber: Pidjar.com)
Tidak terjadi di generasi 90an
*konon kabarnya terjadi di Gunungkidul @zumha_ pic.twitter.com/IUg67Xj5PY— jogjaupdate.com (@JogjaUpdate)September 11, 2019
Advertisement
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?
