Sidang Bharada Richard Eliezer. ©Liputan6.com/Herman Zakharia
Dream - Vera Simanjuntak mengaku melakukan komunikasi terakhir dengan sang kekasih, Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, pada 7 Juli 2022, sehari sebelum pembunuhan di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Saat itu, sesuai cerita keterangan pengacara keluarga Sambo dan Putri, Brigadir J berada di Magelang. Vera mendapat telepon pertama sekitar pukul 20.00 WIB namun tidak sempat mengangkat.
" Saya mendapat panggilan tak terjawab, kemudian saya telepon lagi lalu terputus," kata Vera saat bersaksi untuk terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 2 November 2022.
Beberapa saat setelah panggilan yang terputus itu, Vera kembali mendapat empat panggilan tak terjawab dari nomor Brigadir J. Anehnya, dia tak mendengar deringan ponsel.
" Terus tiba-tiba langsung terdaftar ada empat panggilan tak terjawab. Padahal tidak masuk telepon itu, tapi tiba-tiba terdaftar," beber Vera.
Setengah jam kemudian, sekitar pukul 20.30 WIB, Brigadir J kembali menghubungi Vera. Brigadir J menanyakan keberadaan Vera.
" Setelah itu dia menelepon lagi setengah 9 malam, saya angkat. Dia bilang, 'lagi di mana dek?" Vera menirukan Brigadir J.
Vera kemudian mendengar sayup-sayup ucapan 'kurang ajar'. Penasaran, Vera mencari tempat aman agar bisa bertanya lebih jelas siapa yang dimaksud kurang ajar.
" Selanjutnya saya tanya lagi, kenapa tadi bang? Kurang ajar. Kurang ajar gimana? Sakit apa? Enggak tahu saya. Terus aku diancam, diancam gimana? Siapa yang ngancam? Skuad-skuad di sini. Emang abang ngapain ibu? Emang abang ada pukul ibu?" kata Vera, menceritakan perbincangannya dengan Brigadir J saat itu.
Merasa ada yang tidak beres, Vera hanya berpesan pada Brigadir J agar tidak takut jika tidak bersalah.
" Saya tanya seperti itu karena tidak masuk akal yang mulia. Dia bilang, ya enggaklah dek. Kalau abang enggak salah, ya abang jangan takut. Bilang aja kalau abang enggak ngapa-ngapain ibu," tutur Vera. (merdeka.com)
Advertisement