Ilustrasi Saling Memberi Ucapan Selamat Idul Fitri. (Foto: Shutterstock)
Dream - Usai menjalankan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, saatnya umat Islam merayakan Idul Fitri 2019 dengan penuh suka cita.
Segala yang berkaitan dengan Idul Fitri, pasti sudah dipersiapkan dengan baik. Termasuk, salah satunya adalah ucapan selamat Idul Fitri 2019.
Ucapan selamat Idul Fitri 2019 ini biasanya dikirimkan untuk keluarga, kerabat, rekan kerja, hingga para tetangga.
Kita mungkin kerap mendapat ucapan selamat Idul Fitri yang berbunyi 'minal aidzin wal faizin'.
Ucapan selamat Idul Fitri ini kemudian disambung dengan kalimat 'mohon maaf lahir dan batin'.
Ucapan Idul Fitri tersebut sangat umum dan lazim ditulis atau diungkapkan oleh masyarakat Indonesia.
Media massa baik cetak, online maupun elektronik pun berperan besar menyebarkan ucapan selamat Idul Fitri ini.
Padahal, ucapan selamat Idul Fitri yang demikian itu adalah keliru. Lantas apa ucapan selamat hari raya Idul Fitri 2019 yang benar menurut sahabat Rasulullah SAW?
Dikutip dari NU Online, dalam banyak literatur Islam, memberikan ucapan Idul Fitri sudah menjadi tradisi yang kerap dilakukan para sahabat Rasulullah.
Mereka biasa menyampaikan ucapan Idul Fitri kepada sesama Muslim yang berhasil menjalankan puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Tentang ucapan hari raya Idul Fitri yang benar menurut sahabat Rasulullah SAW itu adalah Taqabbalallaahu minnaa wa minkum.
Yang artinya: Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadhan) kami dan kamu.
Namun, ucapan Idul Fitri di atas ada yang menambahkannya dengan kalimat, " Taqabbal yaa kariim, wa ja'alanaallaahu wa iyyaakum minal 'aaidiin wal faaiziin" .
Ada pula yang masih menambahnya dengan kalimat, " wal maqbuulin kullu 'ammin wa antum bi khair" .
Jadi, ucapan Idul Fitri di zaman Rasulullah sebenarnya sangat panjang dan indah. Itu karena ucapan Idul Fitri tersebut termasuk dalam doa kepada Allah.
Jika dirangkai, maka lafalnya berbunyi, " Taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja'alanaallaahu wa iyyaakum minal 'aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu 'ammin wa antum bi khair" .
Artinya: Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadhan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadahnya). Setiap tahun semoga kamu senantiasa dalam kebaikan.
Dari ucapan Idul Fitri yang panjang di era Rasulullah inilah, asal-usul ucapan Minal Aidin Wal Faizin yang artinya termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang.
Penggalan kalimat ini dipakai untuk mengucapkan selamat, mungkin karena rakyat Indonesia memahami bahwa Idul Fitri adalah hari kembali suci seperti bayi.
Selain itu, Idul Fitri juga dimaknai sebagai hari kemenangan setelah berhasil mengalahkan hawa nafsu selama sebulan penuh.
Sayangnya, ucapan Idul Fitri ini tidak ada hubungannya dengan kalimat susulan 'mohon maaf lahir batin', seperti yang sering ditulis atau diungkapkan.
Dalam tata bahasa Arab, " aaidiin wal faaiziin" bukanlah kalimat yang sempurna (al-jumlatul mufiidah).
Bacaan ini tidak berdiri sendiri. Ia harus terikat atau berhubungan dengan bacaan sebelumnya.
Jadi, jika ingin ucapan Idul Fitri yang benar, harus mengikutkan bacaan sebelumnya yang diawali dengan Taqabbalallaahi minnaa wa minkum.
Alasan lainnya adalah Taqabbalallaahu minnaa wa minkum adalah bacaan yang telah sempurna struktur kalimatnya.
Kalau ingin meniru apa yang dilakukan sahabat Nabi, sebenarnya ucapkan Idul Fitri yang paling benar adalah bacaan yang panjang itu.
Jika merasa terlalu panjang, kita bisa menyingkatnya dengan yang paling populer di antara mereka, yaitu Taqabbalallaahi minnaa wa minkum. Bukan mengucapkan Minal Aidin wal Faizin.
Ucapan Idul Fitri Minal Aidin wa Faizin bahkan tidak pernah diucapkan oleh para sahabat Rasulullah.
Hal itu bisa dilihat pada kitab Fathul Bari karya Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani.
Dalam kitabnya, beliau menulis, " Jika para sahabat Rasulullah saling bertemu di hari raya, sebagiannya mengucapkan kepada sebagian lainnya Taqabbalallahu minnaa wa minkum." (Fathul Bari, juz II, halaman 446)"
(Sumber: NU Online/Dream)
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Dulu Cupu Sekarang Suhu, Kiky Saputri Tantang Menteri Tanding Padel
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Riset: Si Paling AI, Orang Indonesia Ngebet Liburan Mancanegara pada Tahun 2026


Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun

Kisah Raihan Jouzu, Siswa SMP Ciptakan Bikin Spidol dari Kulit Bawang Putih