Ilustrasi Vaksinasi (Foto: Liputan6.com)
Dream - Varian baru virus corona baik Alpha (Inggris) maupun Delta (India) menjadi perhatian di tengah lonjakan kasus baru di tiga kota Indonesia, termasuk Jakarta. Varian ini disebut memiliki daya penularan tinggi dibandingkan virus Corona di awal masa pandemi.
Profesor Zubairi Djoerban, anggota Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan penjelasan melalui akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi perihal vaksinasi Covid-19.
" Vaksin melindungi kita dari varian ini? Kabar baiknya iya. Studi di Inggris terhadap belasan ribu orang yang terinfeksi Delta mengungkap itu," kata Zubairi dalam cuitannya, Rabu 16 Juni 2021.
Dalam cuitannya, ia membeberkan data mengenai penemuan pertama varian Delta yakni di Jakarta dan Jawa Tengah dengan total kasus 104. Sedangkan untuk gejala yang dirasakan pasien, berbeda dengan varian Corona pertama.
" Ada bukti studi yang menunjukkan kalau gejala varian ini beda dengan varian jadul, seperti demam, batuk, dan kehilangan penciuman. Varian Delta atau yang baru, gejalanya lebih banyak sakit kepala, tenggorokan dan pilek. Seperti kena flu berat.," tulisnya.
Zubairi pun menerangkan, varian Delta lebih cepat menularan lantaran memiliki mutasi yang membantu penyebaran sekaligus bisa menghindari sistem imunitas tubuh mausia secara parsial.
Menjamurnya varian Delta ini memunculkan pertanyaan tentang efektivitas vaksinasi Covid-19 yang selama ini disuntikkan kepada masyarakat. Terkait kekhawatiran itu, Zubairi memastikan hasil studi di Inggris terhadap belasan ribu orang yang terinfeksi varian tersebut.
" Pfizer-BioNTech memberikan 96 persen perlindungan, sementara AstraZeneca memberikan 92 persen.," jelasnya.
Ia pun menghimbau agar pemerintah dan masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan. Tak hanya itu, monitoring dan evaluasi secara berkala juga menjadi kunci penting penanggulangan pandemi.
Teka-teki Varian Delta dari India atau B1617.2 terus menjadi bahasan. Mulai dari gejalanya yang mirip flu biasa, lebih menular, hingga menginfeksi lebih banyak anak-anak. Pertanyaan besarnya: apakah vaksin yang ada melindungi kita dari Varian Delta?
Ini penjelasan saya:— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi)June 16, 2021
Varian Delta dari virus Covid-19 pertama kali diidentifikasi di India. Varian ini telah terdeteksi di 74 negara dan terus menyebar dengan cepat di tengah kekhawatiran bahwa virus tersebut akan menjadi dominan di seluruh dunia.
Wabah varian Delta telah dikonfirmasi di Cina, AS, Afrika, Skandinavia, dan negara-negara lingkar Pasifik, termasuk di Indonesia. Para ilmuwan melaporkan bahwa virus varian ini lebih menular serta menyebabkan penyakit yang lebih serius.