Wabah Corona Dorong Angka Perceraian di Kota Ini, Kok Bisa?

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 17 Maret 2020 11:43
Wabah Corona Dorong Angka Perceraian di Kota Ini, Kok Bisa?
Saat kantor ini dibuka, sudah ada 300 permintaan cerai yang diterimanya.

Dream – Virus corona membuat aktivitas jutaan orang di seluruh dunia terganggu. Salah satunya, orang-orang harus menghadapi rutinitas baru, yaitu berdiam di rumah.

Dikutip dari Saudi Gazette, Selasa 17 Maret 2020, karantina di rumah ini memang bertujuan untuk menekan angka penularan virus Cobvid-19. Tapi, kegiatan ini justru memberikan dampak buruk, yaitu meningkatkan angka perceraian.

Di Tiongkok, berdasarkan media lokal setempat, angka perceraian meningkat. Ini terjadi di Provinsi Shaanxi, Tiongkok. Penduduk Kota Xi’an mencetak permintaan perceraian tertinggi dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut Global Times, kantor pencatatan pernikahan di Shaanxi terkejut bukan main. Saat kantor ini dibuka, sudah ada 300 permintaan cerai yang diterimanya.

“ Angka ini meningkat jika dibandingkan sebelum wabah corona,” kata pimpinan di Kantor Pencatatan Pernikahan Shaanxi, Lu Shijun.

1 dari 4 halaman

Bosan?

Ternyata, penyebab mereka bercerai adalah pasangan terlalu banyak menghabiskan waktu di rumah saat karantina.

Fenomena virus corona membuat pasangan suami istri terkurung di rumah selama masa karantina.

Bahkan ada yang merasa jenuh karena menghabiskan waktu bersama selama sebulan.

Sejak dibuka, kantor itu menerima 300 pendaftaran perceraian dan jadwal sidangnya penuh sampai 18 Maret 2020. 

2 dari 4 halaman

Masker Lampu Disko Menjadi Tren Akibat Virus Corona

Dream - Pandemi virus corona, Covid-19, telah membuat masker menjadi perlengkapan paling diburu oleh semua orang. Tingginya permintaan masker bahkan melahirkan tren baru: masker boogie-fever.

Pada pembukaan Studio 54: Night Magic, Museum Brooklyn, misalnya, sejumlah pengunjung terlihat mengenakan masker bertema Covid-19 yang menyala.

Allison Eden dan Gary Goldenstein merupakan pengunjung dengan gaya masker yang cukup menarik, yaitu disco-ball face mask.

Dilansir New York Post, mereka terinspirasi dari pandemi virus tersebut. " Butuh satu setengah hari untuk membuat kedua masker ini," kata Eden.

" Kalau harus memakai maskernya sekarang, kenapa tidak membuatnya luar biasa? Kenapa tidak membuat disco-ball?," sambungnya.

3 dari 4 halaman

Sejumlah seleb memakainya

Eden yang memiliki bisnis kaca mosaik buatan tangan di Bushwick, berusaha mengikuti tren masker saat ini.

Mulai dari Billie Eilish hingga Steve Harvey, telah memakai masker yang sedang tren dan dipakai ke berbagai acara oleh influencer maupun model di seluruh dunia.

Desainer Yordania, Samia Alzakleh, menerapkan tren glitter ini dengan cara yang berbeda.

Ia membuat masker dengan detail kristal Swarovsky yang bertujuan untuk mengimbau semua orang agar menjaga kesehatan serta menyetop penyebaran virus.

 

4 dari 4 halaman

Jadi tren di kalangan masyarakat

Dengan masker buatannya, ia berharap orang dapat menikmati pesta tanpa khawatir perihal virus.

" Tujuanku membuat masker ini adalah mengajak semua orang memakai masker wajah," ujar Alzalekh seputar masker corona buatannya pada Reuters.

Masker Disko

Foto:  Instagram.com/wadih_elnajjar

Sejauh ini baru satu orang yang positif covid-19 di Yordania. Tapi sejak 10 Maret, Yordania telah menutup akses dari Israel dan negara barat, pelabuhannya dengan Mesir serta melarang lalu lintas penumpang darat dari Irak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Kerajaan pada Reuters.

Beri Komentar