Penampakan Tsunami Di Palu (Foto: Instagram/icoze_ricochet)
Dream - Para ilmuwan terkejut dengan kekuatan tsunami yang menghancurkan Kota Palu pada Jumat pekan lalu. Sebab, dalam pandangan mereka, gempa yang sebelumnya terjadi seharusnya tidak menimbulkan gelombang yang merusak.
" Kami kira itu bisa menimbulkan tsunami, tidak sebesar itu," ujar geofisikawan pada firma konsultan Temblor sekaligus pengajar di Humboldt State University Kalifornia, Amerika Serikat, Jason Patton, dilansir Sydney Morning Herald.
Dia menambahkan apa yang terjadi di Palu belum pernah ditemukan oleh para ilmuwan. " Kita cenderung belum pernah mengamati sebelumnya," kata dia.
Gempa 7,4 Skala Richter pada Jumat sore kemarin berpusat di 80 Kilometer utara Kota Palu. 30 menit kemudian muncul gelombang air setinggi 5 meter menerjang Kota Palu, menerjang bangunan, kendaraan, dan menewaskan ratusan orang.
Musibah tsunami kerap terjadi setelah adanya gempa bumi megathrust, yang terjadi akibat sesar naik turun pada patahan bumi.
Gempa ini memicu gelombang besar yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan kerusakan pada radius ribuan mil dari pusat gempa.
Gempa di Sulteng kemarin diyakini bergerak dengan kecepatan 800 kilometer per jam. Tetapi, karakter gempa ini berbeda dengan gempa di Sumatera dengan kekuatan 9,1 SR yang menimbulkan tsunami hebat setinggi 30 meter di Aceh dan sekitarnya yang termasuk sesar megathrust.
Sesar yang adalah strike-slip, yaitu bergerak secara horisontal. Sesar ini diyakini seharusnya tidak menimbulkan tsunami.
" Tetapi, dalam keadaan tertentu bisa saja terjadi (tsunami)," kata Patton.
Sesar strike-flip di Sulteng diprediksi memiliki beberapa gerakan vertikal. Bisa juga sesar pada daerah patahan melewati kawasan dasar laut yang bisa naik turun, sehingga terjadi gesekan bisa mendorong air laut.
Kemungkinan lain tsunami terjadi akibat adanya longsoran dasar laut karena gempa. Longsoran itu menimbulkan tekanan pada air, seperti yang terjadi di Alaska pada 1964. Saat itu, Alaska diguncang gempa 9,64 SR.
Patton pun menjelaskan berbagai macam faktor bisa menjadi penyebab tsunami Palu. Kajian dasar laut menjadi sangat penting untuk memahami apa yang sedang terjadi.
" Kita tidak akan tahu penyebabnya sampai semuanya selesai," ucap dia. (ism)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan