Suraya Adnan: Serunya 'Terdampar' di Belanda

Reporter : Galuh
Selasa, 25 Agustus 2015 10:32
Suraya Adnan: Serunya 'Terdampar' di Belanda
Ia menceritakan pengalamannya saat 'terdampa' di kota Amersfoort, Belanda, tepat pada hari ulangtahunnya.

Dream – Dapat melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi mungkin menjadi impian  bagi kebanyakan orang, terlebih lagi berkesempatan melanjutkannya di luar negeri. Pasti kesempatan emas ini tidak akan disia-siakan begitu saja.

Kali ini hijaber cantik asal Kota Hujan, Suraya Adnan, atau yang akrab dipanggil  Aiya akan menceritakan satu pengalaman menariknya selama masa studi di Perancis.  

Pada tahun 2014 hingga 2015 lalu, Aiya merupakan mahasiswi program pascasarjana di Université de Tours, jurusan Master Planning and Sustainability, Paris, Perancis.

Meneruskan pendidikan keluar negeri bukanlah semata-mata karena gengsi, banyak alasan diungkapkan Aiya yang membuat dirinya mantap memilih Prancis sebagai negara tujuannya.

Selain kualitas pendidikan yang lebih matang dan sebagai sarana melatih kemandirian, Aiya secara khusus memilih Perancis karena faktor bahasanya.

”Aku sengaja memilih studi di Perancis, negara non-English-speaking-country, supaya menambah wawasan bahasa asingku selain bahasa Inggris.”, ungkap hijaber yang juga penyuka kucing ini kepada Dream.

Selama masa studinya, tidak sedikit suka dan duka yang dialami oleh Aiya sebagai mahasiswi rantau di Eropa. Tidur di fasilitas umum seperti stasiun atau bandara sudah menjadi hal yang wajar untuknya.

Namun, ada satu pengalaman yang paling berkesan bagi Aiya. Ia menceritakan pengalamannya saat ‘terdampar’ di kota Amersfoort, Belanda, tepat pada hari ulangtahunnya.

Kala itu 31 Desember 2014, liburan musim dingin tengah berlangsung meriah di kota Amersfoort. Karena bertepatan dengan malam tahun baru, kereta berhenti beroperasi lebih awal dari jadwal biasanya. Aiya tidak mengetahui tentang perubahan jadwal tersebut, alhasil ia tidak mendapatkan kereta untuk pulang ke Paris.

Malam semakin larut dan Aiya mulai putus asa. Mengingat budgetnya yang tidak mencukupi untuk menginap di hotel yang terbilang cukup mahal, ia memutuskan untuk tidur di stasiun hingga pagi datang demi menunggu pemberangkatan kereta yang pertama.

Petugas stasiun sudah berkali-kali memberitahunya untuk tidak bermalam di stasiun, selain karena alasan keamanan, pemandangan tahun baru di Kota Amersfoort terlalu cantik untuk dilewatkan begitu saja. Namun, Aiya sudah terlalu lelah untuk melangkah. Tiba-tiba seorang perempuan berambut pirang menghampiri dan mengajaknya untuk bermalam di rumahnya.

Sesampainya di rumah, Aiya disambut keluarganya dengan hangat dan tak lupa juga ia disuguhi panganan khas tahun baru di Belanda, oliebollen dan apel goreng. “ Ribuan ucapan terima kasihku saat itu tidak akan bisa membalas kebaikannya. Satu-satunya yang dapat aku beri adalah doa untuk mereka.”, tambahnya dengan ceria.

Bagaimana Sahabat Dream? Seru ya pengalaman dari Suraya Adnan.

Semoga cerita dari Suraya Adnan ini membuat kalian semakin terinspirasi untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri, ya!

Beri Komentar