Merasa Janggal, Suami di Tangerang Bongkar Makam Istri yang Sudah Dikubur 7 Hari

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 28 Juni 2021 13:49
Merasa Janggal, Suami di Tangerang Bongkar Makam Istri yang Sudah Dikubur 7 Hari
Lalu dimandikan dan disholatkan.

Dream - Kehilangan seseorang terkasih bukanlah perkara mudah. Sama halnya dengan seorang suami berinisial RN asal Banten, Tangerang ini. Diketahui ia nekat menggali kuburan istrinya yang sudah dimakamkan selama tujuh hari dan memiliki alasan kuat mengapa harus melakukannya.

Dilansir dari tangerangnews.com, Senin 28 Juni 2021, berdasarkan keterangan Ahmad, Ketua RT 18 Cidadap, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang, RN menggali makam istrinya lantaran merasa ada yang mengganjal daam hatinya.

Baca Juga: Ramai Video Anak Bongkar Makam Ayah dan Bopong Jasadnya

Sebab, setelah dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu lalu, jenazah sang istri oleh pihak rumah sakit tidak diantarkan ke rumah duka untuk dimandikan dan disalatkan.

Baca Juga: Merasa Terus Dihantui, Pria Ini Bongkar Kuburan Olga

“ Infonya karena Covid-19 jadi alasannya tidak dimandikan dan tidak disalatkan,” ujar Ahmad.

1 dari 7 halaman

Merasa Ada yang Mengganjal di Hati

Merasa ada yang tidak enak di hati, pihak keluarga khawatir jika nantinya terjadi sesuatu kepada istri RN sebagaimana ajaran agama Islam. Karena menurut ajaran, baiknya seorah muslimah dimandikan dahulu lalu disholatkan.

“ Setelah itu baru dimakamkan,” katanya.

Meski dinyatakan meninggal akibat terinfeksi virus Corona, namun pihak keluarga sampai dengan tujuh hari setelah pemakaman tidak mendapatkan surat resmi hasil laboratorium sang istri.

“ Ya seperti ada yang mengganjal karena tidak mendapat surat keterangan. Karena hanya surat keterangan meninggal dunia yang diterima pihak keluarga RN,” ujarnya.

2 dari 7 halaman

Kembali Dimakamkan

Akhirnya RN menggali kembali makam istrinya, setelah berada di dalam kuburan selama tujuh hari. Setelah itu, jasad sang istri tercinta dimandikan dan disalatkan sebagaiaman mestinya ajaran Agama.

“ Setelah itu baru merasa lega pihak keluarga,” jelasnya.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @tangerang.terkini, terlihat seorang pria mengenakan kaus berwarna merah tengah sibuk menggali sebuah makam. Pria itu diduga RN. 

Tak lama, kamera menyoroti sebuah peti mati yang berisi jenazah istri RN yang hendak dimasukkan kembali ke liang lahat.

4 dari 7 halaman

196 Makam di Bandung Dibongkar karena Jenazah Terbukti Negatif Covid-19

Dream - Kepala Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bandung, Bambang Suhari, meminta rumah sakit lebih cermat mengidentifikasi jenazah pasien Covid-19. Permintaan ini disampaikan untuk menghindari pemindahan makam, seperti yang terjadi di TPU Cikadut, Bandung, Jawa Barat, karena ternyata jenazah yang dikubur negatif Covid-19.

" Kenapa RS kurang teliti mendatangkan jenazah ke Cikadut? Padahal, dia jelas bukan Covid-19. Mungkin hasil swab-nya baru empat hari kemudian. Pada akhirnya yang diabetes, jantung, dan atau penyebab lainnya dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Cikadut," kata Bambang, Senin 14 Juni 2021.

Bambang sangat menyayangkan keterlambatan pihak RS dalam mengidentifikasi jenazah, sehingga banyak ahli waris yang mengajukan pemindahan jenazah.

" Karena ada pasien yang meninggal di RS dikabarkan Covid-19. Tapi, akhirnya ahli waris membawa hasil dari RS yang menyatakan negatif. Kondisi tersebut membuat banyak ahli waris mengajukan permohonan pemindahan jenazah yang sudah dimakamkan di Cikadut," bebernya.

5 dari 7 halaman

Petugas Lapangan Berisiko Tinggi Terpapar

Bambang mengingatkan, proses pemindahan cukup berpengaruh terhadap para petugas di lapangan yang sedianya disiagakan untuk menangani pemakaman jenazah lainnya.

" Belum lagi secara kesehatan juga dikhawatirkan. Karena yang mengajukan pemindahan dalam jarak hitungan bulan. Padahal saat itu menjadi proses pembusukan jenazah. Makanya kita sarankan kalau untuk pemindahan sebaiknya di atas dua tahunan agar lebih aman. Secara psikologis juga kurang baik apabila masih dalam proses pembusukan," bebernya.

Kemudian, apabila ternyata jenazah telah terdeteksi sejak dini atau diyakini besar kemungkinan terpapar Covid-19, Bambang meminta agar RS mengarahkan agar jenazah dimakamkan ke TPU Cikadut. Mengingat Pemkot Bandung telah menetapkan TPU Cikadut sebagai tempat pemakaman jenazah khusus Covid-19.

" Sebaliknya, apabila itu betul-betul Covid-19, RS jangan memberi peluang kepada ahli waris seolah bisa dimakamkan di TPU mana saja. Memang betul dari Permenkes jenazah Covid-19 dapat dimakamkan di TPU. Kota Bandung sudah menunjuk dan menetapkan melalui Kepwal bawah TPU Cikadut sebagai TPU khusus memakamkan jenazah Covid-19," ungkapnya.

6 dari 7 halaman

Lahan TPU Masih Tersedia

Bambang memaparkan, lahan khusus pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Cikadut sebetulnya masih tersedia. Dari 20.000 meter persegi lahan khusus untuk pemakaman jenazah Covid-19, baru terpakai 5.600 meter pesegi. Dari kapasitas 5.000 liang lahat baru terpakai sebanyak 1.400 liang lahat.

Dari jumlah liang lahad yang terpakai, sambung Bambang, hasil verifikasi Dinas Kesehatan menyatakan 361 di antaranya digunakan oleh jenazah terkonfirmasi aktif asal Kota Bandung. Kemudian 306 liang lahat digunakan oleh jenazah terkonfirmasi aktif yang secara data domisili berasal dari luar Kota Bandung.

" Sisanya itu adalah jenazah yang dinyatakan suspek dan probable. Selain itu ya banyak yang sudah dipindahkan," ujarnya.

7 dari 7 halaman

196 Makam Dibongkar

Dari 1.400 liang lahad yang sudah terpakai, sebanyak 196 di antaranya telah dibongkar dan dipindahkan ke tempat pemakaman lain.

Pemindahan itu atas permintaan ahli waris setelah melengkapi sejumlah persyaratan dari Distaru.

" Sebanyak 71 jenazah itu dipindahkan ke luar Kota Bandung. Sementara sisanya 125 jenazah dipindahkan ke pemakaman keluarga atau TPU milik pemerintah yang tersebar di Kota Bandung," ujarnya.

Bambang mengaku mendapati masih ada sejumlah RS yang tetap membiarkan jenazah dimakamkan ke TPU selain Cikadut padahal sudah terkonfirmasi positif. Menurutnya, hal itu berpotensi menimbulkan konflik sosial apabila ada masyarakat yang kurang berkenan.

" Kasihan kalau ada yang jenazah terkonfirmasi positif dan dibawa ke TPU ternyata masyarakat ada yang kurang menerima. Itu bisa menimbulkan gesekan antar masyarakat," katanya.

Bambang mengingatkan, apabila RS akan memakamkan jenazah ke TPU Cikadut agar berkoordinasi sejak dini bersama pengelola di lapangan.

" Terkadang RS membawa jenazah ke Cikadut tanpa pemberitahuan ke Distaru melalui UPT TPU di Cikadut. Tiba-tiba datang dan harus dimakamkan. Untung petugas kami siap selalu di lapangan memberikan pelayanan," katanya.

Sumber: liputan6.com

 
Beri Komentar