Kisah Perjuangan Kepala Sekolah, 8 Tahun Antar Jemput Siswa Agar Tak Putus Sekolah

Reporter : Okti Nur Alifia
Rabu, 13 Juli 2022 18:00
Kisah Perjuangan Kepala Sekolah, 8 Tahun Antar Jemput Siswa Agar Tak Putus Sekolah
“Dengan semangat anak-anak kami juga mengikhlaskan setiap hari harus antar jemput,” kata sang Kepala Sekolah.

Dream - Ini kisah Mateus Brotosugondo, Kepala Sekolah SDN Kenteng II, Gunung Kidul, yang sangat memegang teguh prinsip urip iku urup. Di mana hidup itu harus menyala bagaikan api, dengan cara berguna bagi orang lain.

Selama 8 tahun dia rela mengantar jemput murid-muridnya yang mempunyai masalah karena akses menuju sekolah yang sulit. Lokasi sekolahnya berada di perbatasan Gunung Kidul dan Wonosari, sebuah desa yang terpinggirkan dengan fasilitas pendidikan yang sangat minim.

Broto juga ditemani para guru dan karyawan di sekolahnya dalam hal antar jemput itu. Semua itu dilakukan demi memberikan kesempatan menuntut ilmu kepada siswanya, agar mereka tidak lagi terpinggirkan dan bisa mencapai cita-citanya.

“ Dengan semangat anak-anak kami juga mengikhlaskan setiap hari harus antar jemput,” kata Broto, mengutip kanal YouTube Mimpi Jadi Nyata DAAI TV.

1 dari 5 halaman

Cerita perjuangan yang diungkap pada Agustus 2019 itu kembali viral di media sosial. Bagaimana tidak, 25 siswa dijemput oleh 10 orang yang merupakan gabungan dari sang Kepala Sekolah, guru PNS, guru honorer, dan karyawan. 

“ Jadi kita mempunyai inisiatif untuk menjemput, kalau dulu ya ini masih belum banyak yang sekolah di sini. Ketika antar jemput langsung banyak,” kata salah satu ibu guru SDN Kenteng II.

kepala sekolah antar jemput siswa 8 tahun

“ Kadang siswa harus dibelai supaya mau sekolah, karena alasannya yang jauh, capek dan segala macam, kita ke rumah-rumah mencarinya,” lanjutnya.

2 dari 5 halaman

Broto mengungkapkan jarak antara rumah siswa dengan sekolah yakni 2,5 kilometer di bagian Utara dan 1,5 kilometer bagian Selatan. 

kepala sekolah antar jemput siswa 8 tahun

Total murid di sekolahnya kala itu ada 71 siswa. Orang tua dari muridnya semua berprofesi sebagai buruh petani. Hal ini semakin menguatkan Broto dan para guru untuk membimbing mereka pantang menyerah dalam sekolah.

3 dari 5 halaman

Terlihat dalam dokumentasi video, jalan yang ditempuh melewati berbagai macam landasan baik jalan terjal maupun berbatu layaknya naik turun gunung. Satu pemotor bisa membawa hingga 3 atau 4 anak.

kepala sekolah antar jemput siswa 8 tahun

Bagi Broto dan lainnya, hujan hingga jatuh dari motor pun sudah menjadi hal biasa. Yang terpenting bagi mereka adalah bisa membantu siswa-siswinya.

 “ Itulah dasar kami untuk setiap hari tidak lelah, tidak merasa bosan, tidak merasa malas ketika hujan turun, hujan tidak hujan harus jemput, bahkan mungkin sampai jatuh pun sudah hal yang biasa,” cerita Broto.

4 dari 5 halaman

Ketika ditanya soal masalah biaya antar jemput, Broto mengungkap SD Kenteng II tidak memungut biaya sepeserpun dari orangtua atau siswa. Semuanya murni atas dasar keihlasan dan ketulusan hati.

kepala sekolah antar jemput siswa 8 tahun

Dia juga menceritakan bagaimana ketulusan hati dari seorang guru honorer yang ikut mengantar jemput. Setiap bulannya gaji mereka tidak lebih dari Rp300 ribu per bulan.

“ Jadi saya ataupun SD kami tidak memungut sepeserpun biaya orangtua atau dari siswa, semuanya murni dilakukan atas dasar keikhlasan sebab kami semua percaya bahwa dengan niatan yang ikhlas Tuhan selalu memberikan jalan yang terbaik untuk kegiatan,” ungkap Broto.

 

 

 

5 dari 5 halaman

Beri Komentar