Meraih Keutamaan Sunah, Ini Niat Puasa Senin Kamis

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 29 Juli 2019 14:36
Meraih Keutamaan Sunah, Ini Niat Puasa Senin Kamis
Senin dan Kamis merupakan hari diangkatnya amal.

Dream - Puasa Senin banyak dilakukan oleh umat Muslim di Indonesia. Dalam Islam, senin memang bukan hanya hari biasa. Di hari ini banyak keberkahan dan peristiwa penting terjadi.

Setiap Senin, Rasulullah Muhammad SAW punya kebiasaan melaksanakan puasa. Dalam salah satu hadisnya, kebiasaan itu dijalankan Rasulullah karena Senin adalah hari kelahiran Rasulullah.

Dalam riwayat lain, Rasulullah juga menyebut Senin adalah hari diangkatnya amal. Seperti disebutkan dalam hadis riyawat Turmudzi, Senin dan Kamis adalah dua hari saat amal diperlihatkan kepada Allah.

Rasulullah SAW bersabda, " Amal itu diperlihatkan di hadapan Allah pada hari Senin dan hari Kamis. Aku gembira sekali amalku diperlihatkan di saat aku sedang berpuasa."

Hadis ini kemudian menjadi dasar disyariatkannya puasa sunah Senin dan Kamis.

Pelaksanaan puasa sunah Senin dan Kamis tidak berbeda dengan puasa kebanyakan. Apalagi dengan puasa fardlu Ramadan.

Bedanya, puasa sunah bisa dijalankan dengan niat dilafalkan tidak hanya di waktu malam. Berniat puasa sunah saat fajar sudah terbit pun dibolehkan.

1 dari 5 halaman

Niat Puasa Senin

Niat Puasa Senin

Nawaitu shouma yaumal itsnaini sunnatal lillahi ta'ala

Artinya,

" Saya niat puasa pada hari Senin, sunah karena Allah Ta'ala."

 

2 dari 5 halaman

Niat Puasa Kamis

Niat Puasa Kamis

Nawaitu shouma yaumal khomisi sunnatal lillahi ta'ala.

Artinya,

" Saya niat puasa pada hari Kamis, sunah karena Allah Ta'ala."

3 dari 5 halaman

Inikah Waktu Terbaik Niat Puasa?

Dream - Niat adalah bagian terpenting dari sebuah amalan. Tanpa niat ibadah yang dilakukan tidak sah. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya.

Niat biasanya ditanamkan dalam hati berbarengan dengan ibadah yang dilakukan, terkhusus untuk niat puasa, niat boleh dilakukan sebelum melakukan puasa, karena sangat sulit menanamkan niat berbarengan dengan terbit fajar.

Sebab itu, ulama fikih menjelaskan niat puasa berbeda dengan niat ibadah pada umumnya. Jika niat ibadah lain harus persis di awal pelaksanaannya, maka niat puasa harus lebih terdahulu dari puasanya, tepatnya pada malam hari.

Malam yang dimaksud di sini adalah waktu setelah terbenamnya matahari hingga sesaat menjelang terbitnya fajar penanda masuknya waktu subuh.

4 dari 5 halaman

Mazhab Syafi`i

Sehingga boleh saja bagi seseorang berniat puasa setelah salat Maghrib/Isya, setelah sal at Tarawih, sesaat sebelum tidur, ataupun setelah selesai makan sahur, asalkan waktu subuh belum masuk.

Hal ini berdasarkan hadis hasan riwayat Imam Nasa’i dan lainnya. Bagi penganut Mazhab Syafi’i, niat seperti ini harus diucapkan setiap malam Bulan Ramadan.

5 dari 5 halaman

Mazhab Maliki

Namun ada juga ulama dari kalangan Mazhab Maliki yang membolehkan satu niat di awal Ramadan untuk seluruh puasa 30 hari.

Akan tetapi akan lebih baik jika seseorang berniat puasa untuk 30 hari di awal Ramadan, kemudian memperbaharuinya pada tiap malam Ramadan sebagai bentuk kehati-hatian.

Ulasan selengkapnya klik di sini. (ism)

Beri Komentar