Ketabahan Pemulung, Pungut Sampah Sambil Gendong Bayi

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 10 Maret 2017 07:29
Ketabahan Pemulung, Pungut Sampah Sambil Gendong Bayi
Dia rela bekerja keras demi ketiga buah hatinya.

Dream - Sering kali kita mengeluh dengan ujian dan musibah yang melanda, namun sadarkah kita bahwa banyak lagi orang yang kurang beruntung di sekitar kita. Seperti kisah wanita asal Malaysia ini.

Dia terpaksa berjalan jauh sambil menggendong bayi, memungut barang bekas untuk dijual. Pendapatan hariannya hanya sekitar 10 ringgit, atau sekitar Rp 30.000.

Demi mencari rezeki, ibu ini rela berjalan sejauh dua kilometer setiap hari sambil menggendong anaknya yang masih berusia tiga bulan. Pekerjaan ibu bernama Selly Lee itu adalah seorang pemulung.

1 dari 2 halaman

Hanya untuk Isi Perut

Hanya untuk Isi Perut © Dream

Wanita asli Suku Seletar ini hanya berserah kepada Allah untuk melindungi keselamatan dan kesehatan bayi serta anaknya yang lain. Ketiga anaknya memang selalu dibawa selama dua sampai tiga jam mencari rezeki.

" Kemiskinan bukan sesuatu yang asing bagi saya yang berasal dari Desa Simpang Arang. Tetapi, keluarga kami kurang beruntung karena suami sulit mendapatkan pekerjaan tetap dan kini hanya menjadi pedagang asongan. Ini mungkin karena status saya sebagai warga asing yaitu berasal dari Kamboja. Namun saya bukan pemalas. Meskipun susah, anak sulung saya berusia tujuh tahun telah bersekolah karena kami sadar tanpa ilmu, anak kami akan ketinggalan jauh," ujar Selly.

Selly menambahkan, pendapatan yang diperolehnya sehari-hari digunakan untuk membeli makanan untuk mengisi perut anak-anaknya.

Mengganjal Perut Lapar dengan Air Hangat

2 dari 2 halaman

Hanya Sarapan Air Hangat

Hanya Sarapan Air Hangat © Dream

Karena susah, Selly hanya sarapan air hangat sebelum melakukan aktivitas di luar rumah. Karena tak tega meninggalkan anaknya sendirian di rumah, dia nekat membawa mereka.

Dilansir dari Oh Bulan, Selly mulai bekerja pada waktu tengah hari setelah anak sulungnya pulang dari sekolah. Sementara pada hari libur dia akan keluar rumah pada pagi hari.

" Saya hanya berserah kepada Allah. Asal tidak mencuri atau menipu, saya bersyukur karena mampu mencari rezeki halal biarpun dengan memungut kaleng untuk menghidupi anak-anak."

Suaminya, Amni Ibrahim (28), bekerja sebagai pedagang asongan dan mendapatkan penghasilan kurang dari 500 ringgit, sekitar Rp 1,5 juta sebulan.

Beri Komentar