Dream - Hampir semua masalah kulit membuat seseorang menjadi kurang percaya diri. Apalagi, ketika masalahnya terjadi di area wajah.
Kehilangan kepercayaan diri juga terjadi ketika muncul hiperpigmentasi.
Fakta ini juga sudah dibuktikan dari sebuah penelitian yang menemukan 46 persen orang merasa terganggu akibat hiperpigmentasi. Kondisi ini membuat banyak orang makin tergiur dengan skincare pencerah dan berharap kulitnya terlihat lebih cerah atau putih.
Padahal idealnya, kulit tidak bisa berubah secara drastis dari warna aslinya. Kulit yang sehat juga cukup ditandai dengan warna kulit merata.
Menurut Dokter Kulit, Listya Paramita, orang Indonesia memiliki warna kulit tingkat 1-5. Warna kulit tingkat 1 merupakan yang paling terang. Sementara tingkat keenam paling gelap.
“Orang Indonesia nggak ada yang level 6. Biasanya itu Negro atau African,” tuturnya dalam peluncuran La Roche-Posay New MELA B3 Serum di Chillax Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa 9 Juli 2024.
Warna kulit yang merata sendiri tidak tergolong hiperpigmentasi. Kondisi tersebut ditandai dengan perubahan warna kulit yang membuat warnanya tidak merata.
Sesuai dengan namanya, hiperpigmentasi merupakan kondisi ketika pigmen kulit atau melanin diproduksi berlebihan.
Penyebabnya beragam mulai dari paparan sinar UV, peradangan kulit akibat jerawat, dermatitis, gigitan serangga, infeksi, konsumsi obat-obatan, hingga faktor hormonal.
Walau demikian, penyebab utama hiperpigmentasi adalah paparan sinar UV. “Paparan UV berlebihan menyebabkan reaksi kulit berlebihan. Akhirnya melanin yang terbentuk banyak dan menyebabkan perubahan warna kulit”.
Hiperpigmentasi dengan grade yang rendah seperti munculnya noda kecokelatan samar-samar atau masih berada di bawah kulit masih bisa diatasi menggunakan skincare secara rutin.
Sementara hiperpigmentasi grade sedang hingga tinggi seperti Okronosis membutuhkan perawatan intens di bawah pengawasan dokter kulit.
Okronosis sendiri merupakan hiperpigmentasi yang biasa disertai efek samping lain seperti kulit sensitif. Kondisi tersebut terkenal akibat efek samping pemakaian Hidrokuinon pada skincare pencerah.
Jadi ketika memakai skincare pencerah yang tidak terdaftar BPOM, hiperpigmentasi mungkin akan hilang dan kulit pun jadi sangat cerah dalam waktu singkat.
Tapi efek samping jangka panjangnya adalah okronosis yang membuat kulit menghitam, sensitif, memerah, serta tidak bisa diatasi hanya dengan skincare.
Pasalnya, pigmen di dalam kulit dirusak ketika memakai skincare pencerah tersebut. Itu sebabnya kulit jadi sangat putih ketika memakai skincare tersebut.
Sebaiknya, gunakan skincare yang telah tersertifikasi BPOM ketika ingin mencerahkan kulit secara natural.
Beberapa kandungan skincare juga bisa memberikan hasil yang lebih natural dengan mengontrol produksi pigmen alami kulit, sehingga warna kulitmu lebih merata natural dan tidak hanya cerah di bagian tertentu saja.
Kamu bisa mendapatkan efek tersebut dengan memakai skincare yang mengandung Melasyl.
Sahabat Dream bisa menemukannya pada La Roche-Posay New MELA B3 Serum. Serum ini berformula ringan dan bisa digunakan pada kulit sensitif.
Walau bisa dipakai siang dan malam, tapi tetap lakukan patch test serta pakai sunscreen di pagi hingga sore hari untuk mencegah iritasi.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik