Cheetos Museum
Dream - Ide dan kreativitas anak suka muncul secara tiba-tiba. Hal ini tentu jadi bahan perhatian para orangtua.
Berimajinasi pun jadi salah satu hal yang timbul secara alamiah, meski demikian momen itu juga berguna untuk meningkatkan kecerdasan otak.
" Anak-anak zaman sekarang semuanya berkeinginan jadi content creator. (Padahal) jadi content creator itu dimulai dari imajinasi," kata Harry Susanto Wibowo, Marketing Manager Snack Food di acara Press Conference ‘Imajinasikan Bentuk Cheetos-mu’, Jakarta, 7 Agustus 2019.
Foto: Tim Cheetos Indonesia/Dream.co.id
Membantu mewujudkan keinginan para anak, PT Indofood Fritolay Makmur melalui produk Cheetos, berupaya mengajak para remaja usia 12-15 tahun untuk mengasah kemampuan imajinasinya dengan ikutan kompetisi foto Cheetos Museum.
Dengan tema ‘Imajinasikan Bentuk Cheetos-mu’, Harry Susanto Wibowo selaku Marketing Manager Snack Food mengatakan Cheetos Museum bisa dijadikan sebagai wadah untuk membantu anak dalam mengembangkan imajinasinya.
Kompetisi foto Cheetos Museum
Mendukung secara besar-besaran terhadap perkembangan imajinasi anak, Cheetos pun membuka kompetisi ini lewat beberapa plaform seperti Instagram, Facebook, LINE, dan Whatsapp agar kesempatan masyarakat untuk ikutan dan memenangkan kompetisi semakin besar.
Sahabat Dream tertarik mengajak adik, keponakan, atau anak untuk ikutan? Simak cara dan info lengkapnya dapat di Facebook Cheetos Indonesia dan akun Instagram @Cheetos_Indonesia.
Laporan: Razdkanya Ramadhanty
Dream - Menjadi orangtua identik dengan mengomel, apalagi saat menyuruh anak belajar. Saat musim ulangan atau ujian nasional misalnya, orangtua pasti akan terus mendesak anak terus belajar demi kelulusan.
Dalam kondisi tertekan dan stres, banyak anak malah malas bahkan mogok belajar. Kondisi ini tentu membuat suasana rumah jadi tak enak. Nah, coba ubah cara komunikasi dengan anak saat memintanya belajar.
Cobalah beberapa cara ini saat menyuruh anak belajar, pastikan tanpa mengomel.
Belajar tak harus selalu di meja belajar dan di kamar, bisa juga di ruang tamu, di taman atau di area bermainnya yang nyaman. Bangun kesan bahwa belajar tak selalu harus serius. Ajarkan sesuatu bahkan ketika ia bermain, seperti mengeja dan membaca papan peringatan.
Anak memang tidak harus selalu pandai dalam segala hal. Umumnya anak memiliki ketertarikan tersendiri pada suatu bidang pelajaran, entah itu bahasa, olahraga, atau bahkan matematikan. Fasilitasi anak dengan banyak pelajaran yang ia sukai agar membangun kesna bahwa belajar itu tak menyiksa.
Orangtua bisa dengan perlahan mendorong anak mengenal dan belajar hal lain. Mengatakan mengapa penting mempelajari ini dan itu, ketika anak mengetahui alasan yang tepat mengapa ia harus belajar dan mengapa itu bisa berguna dalam hidupnya, ia akan lebih terbuka menerima pelajaran yang tak dia suka.
Pastikan belajar tidak berlangsung berjam-jam lamanya. Kalaupun ingin menerapkan waktu belajar yang panjang, pastikan memberi waktu istrahat dan bermain di sela-sela belajar. Anak-anak cenderung memiliki short attention span, ia akan mudah bosan dan hilang minat belajar.
Jika ingin anak rajin belajar atau membaca, maka beri contoh yang sama, salah satunya dengan membiasakan membaca di rumah, entah itu buku atau koran. Sediakan banyak buku bacaan yang sesuai usianya atau yang ia sukai.
Laporan Febi Anindya Kirana/ Sumber: Fimela.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN