Roti Kembang Waru/ Foto: Shutterstock
Dream – Yogyakarta bukan hanya dikenal sebagai kota budaya, tapi juga jadi tujuan wisata kuliner otentik. Jika membahas makanan khas Yogyakarta, Sahabat Dream mungkin langsung teringat dengan gudeg dan bakpia.
Selain dua makanan tersebut ada lagi yang wajib dicicipi jika sedang berkunjung ke kota pelajar ini, yaitu roti Kembang Waru. Roti ini kabarnya sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram.
Dulu disajikan sebagai teman jamuan minum teh. Dikutip dari akun Instagram resmi @visitingjogja, roti Kembang Waru memiliki 8 sudut yang ternyata mengandung makna berupa unsur alam, yaitu air, api, angin, bulan, bintang, langit, bumi, dan matahari.
Salah satu yang masih membuat roti klasik ini adalah warung roti " Pak Bas & Bu Gidah" yang sudah ada sejak 1983. Lokasinya ada di Kota Gede. Keunikan roti adalah cara membuatnya masih sangat tradisional.
Memanggangnya menggunakan oven arang. Dicetak satu per satu oleh ibu Gidah sendiri yang sudah sepuh. Nama Kembang Waru ini ternyata juga berupa singkatan yang artinya cukup dalam yaitu KEMbalilah BANGsaku WAjib RUkun.
Kalau kamu penasaran bagaimana cara membuatnya, datang pagi-pagi sekali ke warung roti ini. Intip dulu videonya, dijamin ingin langsung menyantap roti nikmat ini hangat-hangat.
View this post on Instagram
Komentar warganet pun bermunculan. Seperti dari akun @dewi_sugiharto, “ Memang enak kuenya msh resep zaman dulu blm mengenal toping2an kyk skrg . Jadi ngiler liatnya tunggu habis Ppkmnya baru otw Jogja lagi,” tulisnya.
Lalu akun @em.nugroho, berkomentar “ Legend banget nih,dulu sering banget dibeliin sama bapak kalo lagi ada kerja di Jogja,eh sekarang kuliah di Jogja dan baru ingat lagi sama roti ini habis liat video ini, jadi pengen beli" .
Laporan : Delfina Rahmadhani
Dream - Serial " Upin Ipin" begitu populer di Indonesia. Sahabat Dream mungkin juga suka menontonnya. Salah satu tokoh di serial ini adalah Ismail bin Mail. Tokoh Mail ini digambarkan suka sekali berjualan untuk membantu ibunya.
Apa pun dijualnya dan yang paling terkenal adalah sayap ayam yang dijualnya dengan promosi " dua seringgit, dua seringgit" . Rupanya, ada juga yang menjual ayam ala Mail di Yogyakarta.
Hal ini diketahui dari unggahan akun Instagram @jogjataste. Akun tersebut menampilkan dirinya saat mencicipi " Kepak Ayam Madu si Mae" . Sayap ayam yang telah berlumur bumbu tebal dipanggang di atas bara.
Ada juga yang ditusukkan lalu digantung. Harganya juga sangat terjangkau.
" Gokill sih ini cobakkk seporsi cuma 10K, bisa dapet sate 3 tusuk atau kepak ayam pake nasi hainan plus sambel & mayo," tulis @jogjataste.
Warganet pun ramai berkomentar. Ada yang penasaran dengan rasanya dan membandingkan dengan ayam si Mail di Upin Ipin.
Seperti komentar @indah_hyura_ yang menulis 'Ayam golek mail.....2 singgit 2singgit'. Ada juga komentar dari @najialubiss' yang berkomentar " Ini kayak di Malaysia" .
Sementara akun @thy.dhanty yang berkomentar " Enak banget sih emang ini, udah nyobain pas pertama buka" . Wah, jadi bikin penasaran rasanya, Sahabat Dream.
View this post on Instagram
Dream - Hidangan tumpeng selalu hadir dalam banyak perayaan dan syukuran. Berupa nasi berbentuk gunung yang tinggi dengan beragam lauk seperti urap sayur, ayam bakar, tempe, kentang , telur dan masih banyak lagi.
Biasanya, nasi tumpeng berwarna putih atau kuning. Tahukah Sahabat Dream, kalau ada juga tumpeng biru? Tumpeng biru atau disebut juga tumpeng kapuranto, dikutip dari akun Instagram resmi Kraton Yogyakarta @kratonjogja, terbuat dari nasi putih yang diberi pewarna makanan berwarna biru.
Tumpeng ini rupanya biasa dihadirkan sebagai simbol atau media permintaan maaf dari pembuat kepada orang yang diberi. Selain itu, ada juga tumpeng monco warno yang berarti aneka warna.
Pawon keraton biasa menyiapkan tumpeng yang berukuran relatif kecil dalam tujuh warna, seperti merah, biru, hijau, cokelat, dan hitam. Tumpeng ini disajikan di atas ancak atau wadah persegi dari tangkai daun pisang dan potongan bambu yang merupakan simbol agar berbagai keinginan terwujud dengan baik.
Kata ‘tumpeng’ konon merupakan akronim dari ‘tumapaking penguripan-tumindak lempeng-tumuju Pangeran’ yang bermakna bahwa manusia itu harus menuju jalan Tuhan Yang Maha Esa. Penyajian tumpeng menjadi salah satu simbol permohonan atas perlindungan, keselamatan, dan ridha dari Tuhan untuk setiap hajat dalam hidup.
Di Keraton Yogyakarta, terdapat tidak kurang dari 17 jenis tumpeng yang umumnya disajikan dalam momentum tertentu. Nama, bentuk, dan jenisnya pun bermacam-macam tergantung cara pembuatan, lauk pauk pendamping, cara penyajian, serta berbagai bahan pelengkap lainnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR