Kopi Semendo (Foto: Cynthia Male/ Dream)
Dream - Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Tak mengherankan banyak wisatawan asing yang datang ke Indonesia kerap menjadikan kopi sebagai oleh-oleh.
Banyak juga yang sengaja mencari hingga ke pelosok daerah demi mendapat sajian kopi yang otentik. " Kalau dari varian, kita (Indonesia) paling variatif dan berkaitan dengan destinasi juga," ujar Tim Co-Branding Kementerian Pariwisata, Jay Wijayanto, di The Dharmawangsa, Jakarta, Kamis 29 November 2018.
Salah satu jenis kopi Indonesia yang kini sedang naik daun adalah Kopi Semendo. Kopi ini berasal dari Palembang dengan aroma dan cita rasa yang khas.
Agar lebih dikenal masyarakat, Kementerian Pariwisata mempromosikan kopi ini melalui kompetisi mengolah kopi tubruk lokal 'True Brew'. Acara ini digelar pada 3 Desember 2018 mendatang.
" Jenis Kopi Semendo belum banyak dikenal. Padahal secara aktual, itu kopi yang banyak masuk ke Lampung dan rasanya diakui. Jadi, harus diangkat sembari mengedukasi seputar kemurnian kopi lokal," ungkap pemilik Kopi Ranin Bogor, Uji Sapito.
(Beq)
Kopi semendo sendiri memiliki beragam rasa dan sangat bergantung pada pengolahan dan penyajian. Dream berkesempatan mencoba 4 jenis rasa kopi semendo. Varian pertama merupakan hasil kopi yang batangnya sudah tua, disambung dan ditanam kembali.
Lalu, yang kedua adalah kopi semendo berbatang tua dengan benih lebih kecil dari varian pertama. Kopi ketiga merupakan dari benih mentah. Yang terakhir adalah varian kopi semendo arabika.
Keempatnya tidak memiliki perbedaan jika dilihat kasat mata. Namun dari segi rasa sangat berbeda. Varian keempat lebih asam dengan sedikit rasa nanas. Varian ketiga rasanya memiliki smoke flavor. Varian kedua hampir mirip dengan yang pertama, namun rasanya lebih lembut.
Terlepas dari cara tanam dan pemilihan benih, rasa juga berpengaruh dari pilihan jenis air dan TDS (tingkat dan level ekstraksi dalam minuman kopi).
" Tingginya tanah bisa membuat kandungan asam organik pada cherry kopi makin banyak. Pilihan air seperti Amidis, Vit atau Equil dan TDS juga berpengaruh," kata Uji.
Saat Dream membandingkan kopi yang diseduh dengan pilihan air berbeda, rasa kopi dengan air Vit rasanya lebih ringan. Sedangkan kopi dengan Equil rasanya lebih kuat.
Melihat kayanya rasa dari sebuah varian kopi, persaingan antara para barista pun semakin nyata. Tapi sebenarnya, kompetisi tersebut bertujuan untuk mengedukasi.
" Kompetisi ini untuk edukasi dan eksplorasi rasa yang mengangkat simple brewing, hanya menuang. Di sini kita juga mengangkat kemurnian kopi otentik lokal," tambah Jay.
Sebanyak 16 pasang peserta akan berpartisipasi The Dharmawangsa pada Desember 2018 mendatang. Peserta minimal berpengalaman 2 tahun memiliki kafe, mengikuti workshop, roasting atau jadi barista.
Mereka akan dinilai berdasarkan pemahaman karakter kopi, cara menyeduh dan cita rasa yang akan diangkat. Termasuk serving attitude dan performa seduhannya.
" Kompetisi ini jadi upaya kita untuk punya event kopi kelas dunia. Menyaingi Kostarika, Vietnam dan Swiss yang punya event soal kebun kopi, trading dan kafenya. Nah, kita angkat budaya kopi," tutupnya.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas