10 Jutawan yang Sekejap Jatuh Miskin (II)

6. MC Hammer

© Dream

6. MC Hammer

MC Hammer (nama aslinya Stanley Kirk Burrell) adalah penyanyi papan atas pada 1980-an, berkat lagu hit seperti " Hammertime." Meskipun telah merilis 11 album studio asli, karier MC Hammer memudar seiring berjalannya waktu.

Burrell menginvestasikan uangnya pada usaha-usaha lain, termasuk membeli 19 kuda pacu Thoroughbred, merancang lini pakaian sendiri (J Slick), dan mulai bisnis Internet. Tentu saja, ia juga menghabiskan uangnya untuk yang lain, dengan cara yang kurang cerdas, seperti mentraktir 200 orang kemana-mana dengan dia. Juga membeli mansion di bukit Oakland yang memiliki sebuah garasi dengan 17 mobil, dua kolam renang dan sebuah topi bisbol bertatahkan berlian. Dan gerbang jalan masuk mansionnya berlapis emas.

Pada tahun 1996, MC Hammer mengajukan pailit. Dia mencoba untuk comebacks beberapa kali, tetapi tidak pernah berhasil. Akhirnya, dia menyerah pada ketenaran dan kekayaan. MC Hammer memilih menjadi pendeta di sebuah gereja di Oakland, hanya beberapa menit dari mansion yang dibelinya jutaan dolar. Saat ini, kekayaan Hammer sekitar US$1 juta. (Ism)

7. Patricia Kluge

© Dream

7. Patricia Kluge

Patricia pernah menikah dengan miliarder John Kluge yang merupakan pengusaha media dan taipan di industri pertelevisian di era 70an dan 80an.

Patricia yang menjadi istri ketiga Kluge menceraikan pria kaya itu pada tahun 1990. Dari harta gono-gininya sebesar US$100 juta, Patricia membuka sebuah perkebunan anggur seluas 960 acre untuk orang-orang kaya.

Sayangnya, pemeliharaan kebun anggur tersebut ternyata lebih mahal dari yang diperkirakan. Selama beberapa tahun kemudian, Patricia meminjam jutaan dolar agar kebun anggurnya itu bisa beroperasi.

Tahun 2011, Patricia menyatakan dirinya pailit (dengan utang mencapai US$47.5 juta) dan menjual perkebunannya itu dengan harga kurang dari US$500,000. Perkebunan itu kemudian dibeli oleh Donald Trump. Kini Patricia bekerja di perkebunan yang sebelumnya menjadi miliknya dan menyewa sebuah rumah di dekatnya. (Ism)

8. Jordan Belfort

© Dream

8. Jordan Belfort

Kisah Belfort cukup menarik, karena merupakan latar belakang dari film The Wolf of Wall Street yang dibintangi si ganteng Leonardo DiCaprio.

Dia memulai karier sebagai broker saham sebelum mendirikan perusahaannya sendiri, Stratton Oakmont. Perusahaan pialang saham ini memperkerjakan 1000 broker dan nilai perusahaannya membengkak hingga lebih dari US$1 miliar dalam bentuk aset dan investasi. Saat usianya 25 tahun, kekayaan pribadi Belfort menjadi lebih dari US$250 juta.

Namun Belfort hanya sebentar saja menikmati kekayaannya sampai pihak berwenang mencium adanya kecurangan dalam perusahaannya. Sebagai bagian dari kesepakatannya dengan FBI, Belfort mendekam di penjara hanya 22 bulan dan diwajibkan membayar ganti rugi sejumlah US$110.4 juta.

Belfort masih memiliki hampir semuanya, meski mendapatkan uang lebih dari US$1 juta dari penjualan buku dan hak cipta film The Wolf of the Wall Street. (Ism)

9. Halsey Minor

© Dream

9. Halsey Minor

Minor mendapat kekayaannya dengan mendirikan, menjalankan dan akhirnya menjual CNET, sebuah situs yang menerbitkan campuran antara artikel, ulasan dan berita teknologi.

Setelah menjadi sangat populer, CNET dijual ke CBS Interactive pada tahun 2008 dengan nilai fantastis US$1.7 miliar, dimana Minor menerima hampir US$200 juta.

Kemudian Minor menghabiskan banyak uang dari penjualan CNET itu selama beberapa tahun berikutnya. Termasuk menghabiskan US$15.3 juta untuk membeli Perkebunan Carter di Virginia.

Nasib Minor agaknya kurang beruntung, dia juga digugat oleh sejumlah perusahaan dan individu karena dianggap gagal menghormati perjanjian, pembelian, dan kontrak di CNET.

Pada tahun 2011, Minor menyatakan bangkut dengan mengklaim memiliki utang sebesar US$100 juta kepada banyak kreditur. (Ism)

10. Alberto Vilar

© Dream

10. Alberto Vilar

Vilar turut mendirikan perusahaan investasi Amerindo sekaligus seorang penggemar opera. Vilar adalah seorang pecinta seni sejati dengan membuat sumbangan besar kepada institusi pendidikan dan opera. Bahkan sumbangannya sebesar US$250 juta kepada sebuah pertunjukan seni selama setahun menyebabkan dia mendapat julukan pendukung terbesar musik klasik, opera, dan balet di dunia.

Namun saat saham-saham rontok di tahun 2000, kekayaannya langsung lenyap. Tak lama setelah itu, Villar terlibat dalam beberapa skandal finansial dan dia dituduh telah melakukan pencucian uang dan penipuan online.

Pada tahun 2010, ia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara namun dibebaskan pada 2012 setelah melakukan banding. Tapi Villa diperintahkan untuk kembali ke penjara pada tahun 2014 ketika ia tidak mampu membayar ganti rugi kepada keluarga yang ditipunya selama dia melakukan bisnis. (Ism)