2.900 Pelanggan Keluhkan Tagihan Listrik, Ini Imbauan PLN

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 7 Mei 2020 08:01
2.900 Pelanggan Keluhkan Tagihan Listrik, Ini Imbauan PLN
Mereka mengeluhkan pengaduan konsumsi listrik.

Dream – PT PLN Unit Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) melaporkan telah menerima 2.900 keluhan masyarakat akibat melonjaknya penagihan tarif listrik selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat ini.

General Manager PLN Disjaya Ikhsan Asaad mengatakan 94 persen atau 2.200 pengaduan berisi keluarhan soal penggunaan listrik. Sementara 6 persen disebabkan adanya kesalahan pencatatan administrasi.

“ Ada 6 persen yang harus dikoreksi,” kata Ikhsan di Jakarta, Rabu 6 Mei 2020.

Koreksi ini disebabkan oleh kesadaran administrasi, seperti rumah kosong yang tetap ditagih listriknya dengan rata-rata tiga bulan terakhir sebelum PSBB.

“ Kalau tidak puas, kami datangi pelanggan supaya pelanggan memahami kondisi ini,” kata Ikhsan.

Ikhsan mengajak semua masyarakat untuk menghemat pemakaian listrik. Dikatakan bahwa konsumsi listrik akan meningkat ketika mayoritas orang bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

“ Kalau AC, lampu nggak dipakai, matikan saja. Itu membantu kita supaya tidak mahal listriknya,” kata dia.

1 dari 4 halaman

PLN Bantah Tarif Listrik Naik, Ini Penyebab Tagihan Mei Bengkak

Dream – Masalah tagihan listrik membuat masyarakat terkejut. Bahkan, tak sedikit yang menuding PT PLN (Persero) diam-diam menaikkan tarif listrik.

BUMN setrum ini membantah tudingan adanya kenaikan tarif listrik.

“ Pertama, kenaikan (tagihan) bukan karena tarif listrik,” kata Executive Vice President Corporate Communcation and CSR PLN, I Made Suprateka, di Jakarta, dalam konferensi pers virtual, Rabu 6 Mei 2020.

Made mengatakan PLN tak bisa semena-mena menaikkan tarif listrik. Dia juga menyebut ada beragam tudingan yang dilayangkan kepada perusahaan pelat merah itu.

 

 

Selanjutnya, ada juga pihak yang mengasumsikan ada subsidi silang dalam penghitungan tagihan listrik. Sekadar informasi, ada stimulus yang diberikan pemerintah kepada golongan R1 450, R1 900 VA subsidi, I1 dan B1.

“ Ini tidak mendasar sama sekali. (Penyebabnya), terjadi kelonjakan penggunaan akibat 24 jam stay at home,” kata dia.

Lalu, ada yang menuduh PLN mengutak-atik meteran listrik yang ada di rumah tangga. Pernyataan itu dibantah oleh PLN.

“ Ini adalah sangat tidak benar kami utak-atik meteran,” kata dia.

2 dari 4 halaman

Terungkap Penyebab Tagihan Listrik PLN Bulan Mei 2020 Naik Tajam

Dream – Belakangan ini banyak masyarakat terkejut dengan tagihan listrik bulan Mei 2020 yang mendadak membengkak untuk pemakaian sebulan sebelumnya. Setelah viral di media sosial, PT PLN (Persero) akhirnya menjelaskan pemicu kenaikan tajam tagihan listrik pada beberapa pelanggannya.

Executive Vice President Corporate Communcation and CSR PLN, I Made Suprateka, mengatakan tagihan listrik membengkak karena perubahan perilaku masyarakat dalam konsumsi listrik selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Pemicu lainnya adalah adanya perubahan mekanisme penghitungan tagihan listrik.

 

 

Saat PSBB dimulai pada Maret 2020, PLN membuat pola penghitungan tagihan listrik berdasarkan tiga bulan terakhir, yaitu Februari 2020, Januari 2020, dan Desember 2019.

“ Pada Maret, sudah ada PSBB pada 2 minggu terakhir. Terjadi keanehan (konsumsi) kWh,” kata dia di Jakarta, dalam konferensi pers virtual, Rabu 6 Mei 2020.

3 dari 4 halaman

Begini Perhitungannya

Sebagai ilustrasi, penggunaan listrik pada Desember 2019, Januari 2020, dan Februari sebesar 50 kWh. Lalu, pada Maret 2020 konsumsi listrik menjadi 70 kWh.

“ Karena ada Covid-19, kami pakai (sistem) tiga bulan terakhir, yaitu 50 kWh, padahal realisasi konsumsinya 70 kWh. Tapi, kami billing 50 kWh. Ada 20 kWh yang belum tertagih,” kata Made.

Lalu, pada April 2020, kata Made, penggunaan listrik menjadi 90 kWh karena ada penerapan PSBB sebulan penuh. Ada 40 kWh yang tidak tertagih.

 

4 dari 4 halaman

Carry Over

PLN Cari 3.400 Lulusan D-3 sampai S-1

Made mengatakan carry over tagihan Maret 2020 dan April 2020 untuk pencatatan riil Mei 2020. Di sana tercatat 90 kWh+20 kWh yang carry over Maret 2020. Munculah tagihan 110 kWh.

“ Seolah-olah naik, padahal ada kontribusi bulan Maret 20 kWh dan April 40 kWh. Ini jadi polemik. Ternyata pada tagihan Mei, tertagih 110 kWh,” kata dia.(Sah)

Beri Komentar