Inilah 3 Pahlawan Ekonomi Indonesia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 10 November 2017 10:45
Inilah 3 Pahlawan Ekonomi Indonesia
Melalui keahliannya, tiga pahlawan ini berjuang membangun negeri.

Dream – Hari ini, Indonesia sedang memperingati jasa para pahlawannya. Lewat bidang masing-masing, para pahlawan berjuang membangun bangsa.

Beberapa di antaranya seperti Ki Hadjar Dewantoro yang berjuang di bidang pendidikan. Pahlawan bernama asli, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat merupakan pencetus Taman Siswa yang merupakan lembaga pendidikan pertama untuk semua kalangan.

Ada juga Johannes Leimena, pahlawan di bidang kesehatan yang mendirikan sistem Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Indonesia.

Nah, bagaimana dengan ekonomi? Ada banyak tokoh Indonesia yang berjasa di bidang ekonomi.

Karena jasa mereka itulah, tak berlebihan rasanya jika kita menyebutnya sebagai pahlawan. Ada tiga tokoh yang jasanya sangat besar bagi perekonomian Indonesia.

Siapa saja mereka?

1 dari 3 halaman

Raden Arya Wiryaatmaja

Raden Arya Wiryaatmaja © Dream

Dikutip dari Wikipedia, Raden Arya Wiryaatmaja ini merupakan seorang patih Kabupaten Purwokerto. Jasanya terkenal di dunia perbankan.

Wiryaatmaja merupakan bapak pendiri bank rakyat yang merupakan cikal bakal PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)/BRI. Dengan bank itu, dia berhasil menghindarkan masyarakat dari jerat lintah darat.

Singkatnya, pada 1894, Patih Wiryaatmaja menghadiri undangan pesta khitanan seorang guru. Undangan ini membuat sang patih bertanya-tanya dari mana guru mendapatkan uang yang banyak untuk menggelar pesta.

Padahal gaji guru itu hanya 75 gulden per bulan. Setelah diselidiki, ternyata duit itu berasal dari pinjaman kepada rentenir dengan bunga yang tinggi.

Fakta ini membuat Wiryaatmaja berpikir untuk membuat lembaga keuangan yang bisa membantu masyarakat kecil terbebas praktik lintah darat.

Lalu, dia membuat sebuah lembaga semacam bank yang bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Bank ini memberikan pinjaman dengan cicilan yang ringan kepada masyarakat.

Lalu, pada 1895 bank ini berubah menjadi Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi. Bank ini menjadi bank perkreditan rakyat milik Hindia Belanda yang nantinya berubah menjadi BRI.

2 dari 3 halaman

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta © Dream

Siapa yang tak kenal dengan Mohammad Hatta? Selain menjadi tokoh proklamasi, pria yang lahir dengan nama Mohammad Attar ini juga punya andil besar bagi perekonomian Indonesia.

Dikutip dari Koperasi Nusantara, Hatta memiliki pemikiran yang sangat cemerlang tentang pemerataan ekonomi. Bagi Hatta, jawaban atas ketimpangan ekonomi adalah gotong-royong. Setiap orang bisa bekerja secara wajar dan mampu memenuhi kebutuhannya.

Sistem ekonomi gotong-royong ini tidak menumpuk kekayaan pada individu. Yang lebih penting adalah pembagian kekayaan secara merata.

Koperasi ini merupakan bentuk nyata dari sistem ekonomi gotong-royong. Yang dituntut dalam kopeasi adalah pemerataan kerja dan pembagian hasil.

Dengan begitu, tak ada lagi ketimpangan. Hatta menyebut koperasi ini merupakan langkah jangka panjang ekonomi. Hasilnya pun tak serta-merta dirasakan.

Tak heran dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

3 dari 3 halaman

Frans Seda

Frans Seda © Dream

Tokoh yang sangat berjasa bagi perekonomian nasional adalah Frans Seda. Pria bernama lengkap Franciscus Xaverius Seda ini punya jasa yang tidak bisa dianggap enteng bagi perekonomian Indonesia, terutama di bidang keuangan.

Dikutip dari Wikipedia, Frans Seda pernah memegang jabatan Menteri Perkebunan pada periode 1964-1966 dan Menteri Pertanian pada 1966. Posisi ini dipegangnya di masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Pada pemerintahan Soeharto, dia dipercaya sebagai Menteri Keuangan periode 1966-1968. Kala itu, perekonomian Indonesia morat-marit. Inflasi menembus angka 650 persen.

Berkat tangan dinginnya sebagai Menteri Keuangan, inflasi fantastis itu bisa diredam hingga 120 persen.

Tak hanya itu, Frans Seda juga membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih stabil. Dia juga menerapkan kesatuan penganggaran pemerintah di Kementerian Keuangan dan menerapkan model anggaran penerimaan dan belanja yang berimbang.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More