(Foto: Johan Tallo/Liputan6.com)
Dream - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan 300 ribu penerima manfaat program Kartu Prakerja terancam takkan menerima insentif dari pemerintah. Alasannya, ratusan peserta ini belum menyelesaikan pelatihan pertama yang akan berakhir pada 15 Desember 2020.
“ Penerima yang belum selesaikan pelatihan pertama, segera selesaikan pelatihan. Karena kalau belum selesai sebelum 15 Desember, insentif sebesar Rp 2,4 juta tidak dapat diterima,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono dalam Survei BPS: Bicara tentang Kartu Prakerja, Senin, 23 November 2020.
Saat ini jumlah peserta program Prakerja gelombang 1-XI telah mencapai 5,9 juta penerima manfaat dengan 5,4 juta di antaranya telah mengikuti tahap pelatihan.
Dari 5,4 juta tersebut, peserta yang telah menyelesaikan pelatihan tahap pertama berjumlah 5,1 juta penerima manfaat.
Menurut ketentuan, penerima kartu prakerja akan memperoleh insentif sebesar Rp3,55 juta per orang selama empat bulan. Anggaran tersebut dialokasikan untuk bantuan pelatihan senilai Rp1, juta, penuntasan pelatihan Rp600 ribu per bulan, serta insentif kebekerjaan Rp150 ribu.
Untuk saat ini, Susiwijono memastikan Program Kartu Prakerja akan kembali dilanjutkan pada 2021 mendatang. Program ini berjalan dengan peserta penerima manfaat baru yang belum pernah mengikuti program kartu prakerja tahun 2020.
" Saya menghimbau kepada para penerima Kartu Prakerja agar menggunakan saldo bantuan pelatihan semaksimal mungkin,” kata dia.
Sebelumnya, Kepala BPS Kecuk Suharyanto melaporkan program kartu prakerja telah memberikan manfaat bagi pesertanya dalam menghadapi pandemik Covid-19.
Dari hasil survei BPS melalui metode Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) terungkap ada dua manfaat yang diperoleh penerima kartu prakerja.
Manfaat pertama adalah program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja mereka. Hal ini tercermin dari 88,92 persen penerima manfaat yang menyelesaikan pelatihan kartu prakerja mengaku program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja.
Temuan kedua adalah dari sisi insentif. Dalam pemanfaatan dana insentif, BPS menemukan sebagian besar atau 81,24 persen peserta mengakui menggunakan dana bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada juga yang memilih menabung sebanyak 33,31 persen.
“ Tampaknya mereka juga mengatasi dampak covid-19 sampai seberapa jauh. Sehingga mereka berhati-hati dan uang insentif ini disimpan baik-baik,” kata Suharyanto
Bantuan dana dari pemerintah juga banyak digunakan untuk kebutuhan modal usaha sebesar 23,47 persen, membayar utang 11,23 persen, dan sisanya 4,76 persen untuk kebutuhan lainnya.
(Sah, Sumber: Liputan6.com)
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu