Pemerintah Australia Melarang Warganya Terbang Ke Indonesia Dengan Lion Air. (Foto: Pixabay)
Dream – Pemerintah Australia melarang warganya untuk terbang dengan Lion Air apabila ingin pergi ke Indonesia. Keputusan ini keluar setelah terjadi musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang.
“ Pejabat dan kontraktor telah diinstruksikan untuk tidak terbang menggunakan Lion Air maupun anak usahanya,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia di situsnya, dikutip Dream, Rabu 31 Oktober 2018.
Pendiri Lion Air Group, Rusdi Kirana, mengatakan imbauan larangan pemerintah Australia itu tak berdampak signifikan terhadap bisnis perusahaan. Selama ini Lion Air memang hanya melayani rute domestik.
Penerbangan ke Australia selama ini lebih banyak dilakukan oleh dua anak usahanya, Batik Air dan Malindo.
" Tidak ada (dampak ke bisnis) karena kita kan domestik," kata dia di Jakarta, dikutip dari Merdeka.com, Rabu 31 Oktober 2018.
Rusdi menghargai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Australia. Namun dia meminta pemerintah negeri tetangga itu untuk mengoreksi kebijakan tersebut jika nanti hasil investigasi menunjukan penyebab kecelakaan bukan dikarenakan pihak Lion Air
“ Kalau hasil investigasi bukan salah kami, kami minta mereka melakukan koreksi,” kata Rusdi.
Dream - Pemerintah Australia melarang warganya menggunakan maskapai Lion Air jika hendak berkunjung ke Indonesia.
Peringatan keras itu dikeluarkan setelah musibah jatunya pesawat Lion Air JT610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2019 pagi.
" Pejabat dan kontraktor telah diinstruksikan untuk tidak terbang menggunakan Lion Air maupun anak usahanya," tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia di situsnya.
Dalam pernyataannya, pemerintah Australia menyatakan keputusan itu akan kembali ditinjau setelah diketahui hasil investigasi terhadap penyebab kecelakaan pesawat tersebut.
Sebelumnya, CEO Lion Air, Edward Sirait, mengakui adanya laporan tentang masalah teknis yang dialami pesawat JT610 yang jatuh kemarin. Tetapi, Edward menilai hal ini merupakan masalah umum yang kerap terjadi di sejumlah pesawat.
" Memang ada laporan masalah teknis," ujar Edward di Cengkareng, Banten, Senin 29 Oktober 2018.
Edward mengatakan masalah tersebut telah ditangani sesuai dengan petunjuk dari pabrikan pesawat. Namun Edward tidak bisa memberikan keterangan masalah teknis apa yang dialami pesawat Boeing 737 Max 8 yang terbang dari Cengkareng menuju Pangkalpinang tersebut.
" Pesawat mengalami kendala teknis memang umum terjadi. mengenai kerusakan, kami belum bisa memberikan informasi," kata dia.
Menurut Edward, pesawat juga diterbangkan oleh pilot berpengalaman. Mereka adalah Kapten Bhavye Suneja dan co-pilot Harvino. Bhavye sudah mengantongi 6.000 jam terbang dan kerap menerbangkan pesawat Lion Air ke sejumlah tujuan.
" Kapten penerbangan sudah mempunyai 6.000 jam terbang dan sering membawa pesawat dari Jakarta ke Manado, bahkan sampai ke China," katanya.
Demikian pula dengan co-pilot Harvino. Menurut Edward, Harvino adalah co-pilot yang tergolong senior dengan 5.000 jam terbang.(Sah)
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget
