Dream - Semakin populernya sistem bank syariah dan produk keuangan Islami di penjuru dunia membuat kebutuhan bankir terlatih semakin mendesak.
Direktur Jenderal Islamic Research and Training Istitute (IRTI), Azmi Omar mengakui tantangan dihadapi dalam bisnis produk keuangan syariah adalah ketidakmampuan dalam membedakannya dengan produk komersial konvensional.
" Kondisi ini terjadi karena kurangnya pemahaman pada produk syariah juga minimnya tenaga kerja terlatih," kata Azmi seperti dikutip Dream.co.id dari laman Arabnews.com, Rabu, 19 November 2014.
Menurut Azmi, pendidikan keuangan syariah selama ini belum menjadi bidang studi yang diajarkan di universitas. Selain jalur formal, pusat pelatihan juga masih minim.
Tak hanya bankir, IRTI juga menilai regulator perlu memahami sistem keuangan syariah untuk bisa mengatur bank syariah.
Selain masalah sumber daya manusia, persoalan lain yang dihadapi bank syariah adalah instrumen likuiditas yang menjamin kelangsungan industri keuangan alternatif ini.
" Mereka butuh tempat untuk memarkirkan investasinya. Jadi pertanyaannya sekarang, apakah kita cukup memiliki instrumen likuditas untuk mendukung investasi bank syariah," tanya Azmi.
Ditambahkannya, industri keuangan syariah kini telah semakin banyak memikat publik negara Eropa khusus Inggris.
Tak hanya Inggris, dunia kini juga melihat gejala perubahan aturan di Perancis yang memperkenankan penerbitan sukuk. Bank di Perancis juga mulai memperbolehkan bank untuk bersentuhan dengan keuangan syariah di masa depan. (Ism)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
