Keshavan Muraleedharan. (Sumber: Emirates 247)
Dream - Kesuksesan seseorang memang tak pernah bisa diduga. Meski bermodal dengkul, ketekunan dan semangat tak pantang menyerah bisa membawa orang biasa menjadi hartawan besar. Inilah yang ditunjukan seorang pria kelahiran India.
Keshavan Muraleedharan, diketahui mengadu nasib di Dubai puluhan tahun yang lalu. Puluhan tahun bekerja di negeri orang, kini dia sukses mendirikan bisnis resto terkenal di Dubai.
Dilansir dari Emirates 247, Jumat 22 Juli 2016, Muraleedharan dibawa oleh saudaranya, Viswambaran, ke Dubai pada 1976. Kala itu, dia bekerja sebagai pegawai di KM Bhatia Brothers National LLC. Gajinya saat itu sebesar 1.200 dirham atau Rp4,2 juta.
" Saya bergabung sebagai pekerja administrasi dan kemudian dipromosikan di bagian penjualan di Dubai, Sharjah dan Ajman. Saya mendapat peluang besar ketika manajer penjualan Lebanon dari Abu Dhabi pergi cuti panjang untuk bulan madu," kata dia.
Muraleedharan mengatakan banyak yang meragukan kemampuan dia di bidang penjualan saat ditugasi mengurus penjualan di Abu Dhabi. Ketika itu, gajinya hanya separuh dari manajer penjualan di Lebanon.
" Saya bekerja keras dan berhasil menaikkan penjualan grup di Abu Dhabi menjadi dua kali lipat dalam beberapa bulan dan segera mulai mendapatkan bagian dari keuntungan sebagai insentif," kata dia.
Lalu, Muraleedharan mengatakan manajer keuangan mulai membatasi insentif yang dia dapat. Alasannya, bonus yang didapatkannya melebihi insentif staf keuangan yang paling senior di perusahaan.
" Saat itulah saya mulai berpikir untuk memulai bisnis saya sendiri. Sementara itu, dengan mempertimbangkan track record penjualan saya di UEA dan Oman, dan minat saya dalam memulai bisnis saya sendiri, saya ditawari 20 persen saham di perusahaan sebagai managing partner--posisi yang saya jalani sampai 2002," kata dia.
Berbicara tentang perjalanannya, Muraleedharan mengatakan upaya pertamanya mendirikan restoran tidak berjalan sukses. Hal itu disebabkan....
Berbicara tentang perjalanannya, Muraleedharan mengatakan upaya pertamanya mendirikan restoran tidak berjalan sukses. Hal itu disebabkan pemilik bangunan tidak mau lagi menyewakan tempat untuk restoran yang tidak bermerek. Restoran tak bermerek milik Muraleedharan pun gulung tikar dalam dua tahun.
Namun hal itu justru membuka matanya untuk menjadi pengusaha restoran dan gerai makanan cepat saji yang sukses. Dia pun belajar tentang merek jaringan makanan cepat saji, dan tidak lama kemudian ia mendirikan SFC Group of Companies.
Sebuah kesempatan emas ketika dia bertemu seorang pengusaha Inggris dari perusahaan franchise, Southern Fried Chicken (SFC), selama pameran makanan internasional di Dubai. Pengusaha itu ingin memulai waralaba di Uni Emirat Arab dan pria India ini menangkap peluang tersebut.
Dia terbang ke Inggris untuk belajar tentang jaringan makanan cepat saji internasional berikut cara memasak dan resepnya. Outlet pertama yang dibuka adalah di Mina Ziyahi, Abu Dhabi dengan peralatan yang diimpor dari Inggris.
" Meskipun respon awalnya kecil, kami melakukan inovasi, menciptakan kembali dan meluncurkan produk baru menurut selera lokal, dan bisnis pun mulai tumbuh," kata dia.
Sekarang, perusahaan jaringan gerai cepat saji milik Muraleedharan memiliki 30 gerai SFC di negara-negara yang menjadi anggota UEA, dan berencana untuk menambah 25 gerai lagi dalam empat tahun.
" Sementara itu, saya juga tertarik untuk memiliki sebuah restoran India yang bagus. Jadi, saya melakukan perjalanan di India untuk belajar tentang kebiasaan makanan dan akhirnya mendirikan India Palace Restaurant di Abu Dhabi, yang saat ini sering dikunjungi oleh tidak hanya oleh orang India, tapi juga orang-orang Arab dan negara lainnya. Setelah cabang di Abu Dhabi sukses, saya mulai cabang kedua di Dubai. Salah satu cabang ada di Downtown," katanya.
Kini, Muraleedharan adalah seorang pebisnis yang mapan yang punya jaringan restoran dan gerai makanan cepat saji bermerek. Tak hanya itu, pria ini juga terkenal sebagai seorang dermawan. Muraleedharan mengatakan selama empat dekade terakhir, dia telah menyaksikan kebaikan dan kebajikan dari warga UEA. Dia senang berbagi makanan dengan yang kurang beruntung dan mendistribusikannya kepada orang miskin.
Keempat di antara tujuh bersaudara, Muraleedharan, yang berasal dari Kollam di Kerala, India, menjalankan beberapa inisiatif amal di kota kelahirannya untuk membantu orang miskin. Ketika berlibur ke sana, banyak warga desa yang mendekatinya untuk meminta bantuan. Awalnya, pria ini memberikan uang tunai kepada mereka. Lama-lama dia mulai mendistribusikan beras masing-masing 5 kg untuk 100 keluarga miskin setiap bulan dan meningkat menjadi 10 kg.
" Skema ini berlangsung selama sekitar 19 tahun sampai pemerintah mulai memberikan uang agar bisa membeli beras. Saya berhenti memberikan beras gratis karena orang mampu membelinya," kata dia.
Selain itu, Muraleedharan membuat skema pensiun untuk 300 desa. Di sana mereka menyalukan 300-2.500 rupee (Rp58,49 ribu-Rp487,42 ribu), tergantung pada kebutuhan dan keuangan mereka.
" Ada 19 bangsal di panchayat (desa) dan penerima dipilih dari setiap lingkungan. Hanya mereka yang berusia di atas 60 tahun yang menerima bantuan atau pensiun," kata dia.
Muraleedharan juga mengatakan ada tiga rumah panti jompo di kota kelahirannya. Pria ini juga mengadopsi dan membantu siswa miskin yang berprestasi lewat yayasan amal Muraleeya Foundation. Yayasan ini juga menyelenggarakan pernikahan gratis dan memenuhi biaya pengobatan orang miskin.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik