Dream - Pembiayaan bermasalah pada BNI Syariah naik dari 2,9 persen pada semester I 2016 menjadi 3,38 persen di periode yang sama tahun 2017. Tapi, Direktur Utama PT BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menjaga betul kualitas pembiayaan dengan memantau rasio pembiayaan bermasalah.
" Namun demikian, kami sudah mengantisipasi adanya penurunan kualitas," kata Firman di Jakarta, Selasa 25 Juli 2017.
BNI Syaria membuat task force (satuan tugas) berisi beberapa unit dan divisi terkait. Satgas ini memantau debitur yang masuk radar BNI Syariah (watch list).
" Watch list kami jumlahnya 17," kata dia.
Selanjutnya, kata Firman, langkah kedua yang dijalankan BNI Syariah adalah melakukan transformasi organisasi. Ada beberapa divisi yang mengalami perluasan
" (Misalnya) kami buat divisi haji dan umroh. Ini merupakan salah satu strategi kami untuk meningkatkan bisnis agar kami lebih fokus. Lalu, melakukan penguatan sinergi dengan induk," kata dia.
Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati, menambahkan penyebab meningkatnya angka NPF ini adalah sektor pertambangan, terutama minyak dan gas yang lesu. Sektor hotel dan restoran di bidang komersial juga menjadi penyebab peningkatan rasio pembiayaan bermasalah.
" Kami juga ada penurunan kualitas di konsumer, terutama didominasi Hasanah Card atau kartu pembiayaan," kata dia.
Dhias melanjutkan, BNI Syariah menargetkan rasio pembiayaan bermasalah turun di level 3 persen. (ism)
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
