Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Di masa yang serba sulit, banyak orang yang memutar otak untuk mencari pundi uang. Salah satunya seorang wanita yang menjadikan ASI (air susu ibu) sebagai ladang bisnis. Ia pun sukses mendapatkan penghasilan hingga ratusan juta rupiah.
Julie Dennis, adalah ibu pengganti yang 'meminjamkan' rahimnya dan melahirkan bayi untuk pasangan suami-istri, muncul dengan ide berjualan ASI sejak Agustus 2019. Sebagai ibu pengganti, Juli menyediakan ASI bagi bayi yang dilahirkannya selama enam bulan.
Begitu sang bayi sudah tidak harus mendapatkan ASI eksklusif, dia pun menjual 'sisa' air susunya. Julie menjual ASI ke pasangan yang bayinya juga lahir dari ibu pengganti.
Satu kantong ASI dihargai sekitar Rp 18 ribu. Hingga kini wanita berusia 32 tahun itu sudah menghasilkan uang Rp 284 juta hanya dari berjualan ASI ke sesama ibu pengganti.
Sejauh ini, Julie menyediakan kebutuhan ASI untuk dua bayi sampai usia mereka satu tahun. Setiap bulannya, guru SD ini bisa menghasilkan 443 liter susu yang disimpannya di kulkas sebelum dikirimkan ke pemesan.
Menurutnya, penjualaan ASI bukan sekadar untuk mendapatkan keuntungan, tapi membantu pasangan lain yang kesulitan mendapatkan ASI. Lagipula dia juga tidak punya bayi untuk disusui sehingga berpikir tidak aada salaahnya keuntungan dari itu.
" Saya tidak punya bayi untuk disusui setelah enam bulan pertama. Saya dapat kompensasi dari situ (menyusui selama enam bulan) dan setelah selesai, saya mulai memasarkan ASI di Facebook dan ada keluarga lain yang membutuhkannya. Mereka juga punya bayi lewat ibu pengganti tapi dia tidak mau atau tidak bisa menyusui jadi mereka menghubungiku," jelasnya, seperti dikutip dari LAD Bible.
Menjual ASI secara online bukannya tanpa kontroversi. Wanita asal Florida, Amerika Serikat, ini mengaku sering mendapat kritik karena mendulang uang dengan cara seperti itu.
" Saya dapat komentar yang menjelekkan-jelekkan karena meminta kompensasi untuk waktu yang saya habiskan dengan memompa ASI. Karena banyak dari mereka berpikir kalau ASI itu didapatkan secara gratis jadi kenapa saya harus menjualnya," ucapnya.
Menurutnya, hal yang tidak diketahui orang-orang adalah dia juga menghabiskan waktu untuk memompa, membungkus dan mensterilkan alat pompa ASI. Selain itu kantong ASI juga harus dibeli dengan uang.
" Saya menghabiskan waktu berjam-jam untuk memompa ASI setiap harinya. Ditambah waktu untuk membersihkan, membungkus dan mensterilkan alat pompa ASI setiap kali selesai pemakaian," kata Julie.
Dia juga harus mengganti beberapa bagian alat pompa setiap 6-8 minggu. Belum lagi harga mesin sterilisasi dan empat alat pompa yang memerlukan biaya tidak sedikit untuk membeli serta merawatnya.
" Butuh kerja keras untuk memompa ASI secara eksklusif dan ini merupakan pekerjaan atas nama cinta," pungkasnya.
(Sah, Sumber: Ladible)
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal