Cuti Kerja Saat WFH Bikin Cemas Pekerja, Mengapa?

Reporter : Cynthia Amanda Male
Kamis, 25 Maret 2021 10:12
Cuti Kerja Saat WFH Bikin Cemas Pekerja, Mengapa?
Mesti terlihat menyenangkan bagi sebagian orang, ternyata WFH seringkali menyebabkan kecemasan, terutama saat pekerja hendak mengambil cuti kerja.

Dream – Pandemi Covid-19 yang berlangsung cukup lama, membuat banyak perusahaan yang menerapkan sistem kerja Work From Home (WFH) bagi para pekerjanya, dimaksudkan agar memotong tali penyebaran virus korona.

Mesti terlihat menyenangkan bagi sebagian orang, ternyata WFH seringkali menyebabkan kecemasan, terutama saat pekerja hendak mengambil cuti kerja.

Mengapa demikian?

Menurut survei terhadap 2.000 pekerja, sebanyak 60 persen melaporkan bahwa tingkat setres dan kecemasan pekerja WFH lebih tinggi dari pada Work From Office (WFO), karena atasan tetap mengharapkan para pekerja untuk bekerja dengan cara tertentu di rumah meski sedang sakit.

Bekerja saat sehat di rumah saja sudah dapat menyebabkan stres dan cemas karena jam kerja yang menjadi lebih lama dan tekanan dari atasan menjadi lebih besar daripada saat bekerja di kantor, apalagi ditambah saat sedang sakit.

Cuti sakit sebenarnya merupakan hak setiap pekerja ketika merasakan adanya masalah kesehatan yang mengganggu kinerja para pekerja dalam bekerja, namun sayangnya cuti kerja saat WFH malah memicu kecemasan dai para pekerja.

Kondisi itulah yang dapat memperburuk kodisi kesehatan para pekerja menjadi lebih parah. Survei yang sama dilakukan pada 2.000 pekerja, 42 persen mengaku stres dan cemas ketika mengambil cuti sakit pada 2020 dibandung tahun-tahun sebelumnya.

Jadi sebenarnya kondisi kesehatan seperti apa yang layak dijadikan alasan untuk cuti kerja?

Beberapa kondisi kesehatan yang dapat mengganggu kinerja pekerja sehingga diharuskannya mengambil cuti kerja, diantaranya;

1 dari 2 halaman

Demam

Penyakit ini bisa menjadi gejala penyakit menular, apabila suhu tubuh melebihi 37,7 derajat celsius alangkah baiknya untuk mengambil cuti kerja. Dengan cuti kerja, tidak hanya membuat lancar proses penyembuhan tetapi juga mengurangi risiko penularan penyakit ke orang lain.

Stres saat WFH

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan penderita demam untuk beristirahat dan tetap di rumah setidaknya 24 jam setelah kondisinya membaik.

Gejala flu

Flu merupakan penyakit menular yang dapat memicu komplikasi pada orang-orang tertentu, terutama bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, lebih baik bila flu ajukan cuti kerja.

Menurut CDC, penderita flu lebih baik istirahat di rumah 4 hingga 5 hari setelah gejala flu dimulai, karena penularan paling parah terjadi ketika flu yang dialami seseorang memasuki hari ketiga.

 

2 dari 2 halaman

Muntah dan diare

Penyakit ini dapat mengganggu kinerja saat menyelesaikan pekerjaan, selain itu juga dapat mengakibatkan dehidrasi. Jadi saat mengalami muntah dan diare jangan ragu untuk mengambil cuti kerja. Kembalilah bekerja setelah muntah sudah berenti dan tinja mengeras.

Stres saat WFH

Batuk

Sama seperti flu, batuk merupakan penyakit yang menularkan virus. Untuk mencegah penyebaran virus, alangkah baiknya untuk mengambil cuti kerja dan beristirahat di rumah hingga sembuh.

Kelelahan

Kelelahan ekstrem bisa menjadi tanda penyakit menular atau serius. Kelelahan dapat membuat orang tidak produktif dan meningkatkan risiko melakukan kesalahan saat bekerja. Untuk mencegah risiko yang dapat merugikan diri sendiri dan perusahaan, sebaiknya ambil cuti kerja.

Laporan: Josephine Widya

Beri Komentar