Bersertifikat Dunia, 17 Juta Hazmat Buat Indonesia Siap Produksi

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 25 Juni 2020 13:45
Bersertifikat Dunia, 17 Juta Hazmat Buat Indonesia Siap Produksi
Uji kelayakan APD tidak hanya dilakukan di Amerika Serikat saja, tetapi juga diuji ke Hong Kong, Singapura, dan Taiwan. Hasil pengujian menunjukan produk yang sangat memuaskan.

Dream - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19, Dokter Reisa menyatakan, perusahaan dalam negeri siap memproduksi baju hazmat yang merupakan salah satu bagian alat pelindung diri (APD).

Baju dengan label INA United tersebut telah lolos uji ISO 16604 dan siap diproduksi sebanyak 17 juta unit per bulan.

" Alhamdulillah, baju hazmat produksi Indonesia telah lolos uji ISO 16604..... Ini adalah salah satu hasil karya nyata dan penting dari tim pakar yang beranggotakan 95 ahli senior dan 27 pakar muda dari berbagai disiplin ilmu," kata Reisa, Rabu 24 Juni 2020, dilansir dari Liputan6.com.

Tak hanya para pakar, keberhasilan hazmat lokal meraih sertifikat dunia juga tak lepas dari peran para diplomat Indonesia di Amerika Serikat yang terus mengawal proses pendaftaran sertifikat ISO tersebut. 

" Bukti keahlian dan ketangguhan para ahli diplomasi kita dari konjen RI di New York, Amerika Serikat."  

1 dari 5 halaman

Berkualitas dan Lebih Murah

Dokter Reisa juga menjelaskan bahwa uji kelayakan APD tidak hanya dilakukan di Amerika Serikat saja, tetapi juga diuji ke Hong Kong, Singapura, dan Taiwan. Hasil pengujian menunjukan kualitas produk yang sangat memuaskan.

" Ternyata seluruh produksi mereka sukses mendapatkan rekomendasi, baju hazmat yang dihasilkan Indonesia ini bahkan dinilai lebih baik dan hemat biaya," imbuhnya.

Produk ini, kata dia, nantinya, siap diproduksi oleh asosiasi produsen tekstil sebanyak 17 juta unit per bulan. Capaian itu jauh di atas angka kebutuhan APD dalam negeri yang hanya sekitar lima juga unit per bulan.

2 dari 5 halaman

Dia melanjutkan, kabar baik tersebut diikuti dengan berita sistem informasi terintegrasi Bersatu Lawan Covid (BLC) yang kini sudah dimiliki Indonesia.

" Presiden Joko Widodo bersama Profesor Wiku Adisasmito, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas dan Doktor Dewi Nur Aisyah, Ahli Epidemiologi, mempresentasikan cara menentukan zonasi tingkat penularan COVID-19 di daerah melalui sistem informasi terintegrasi BLC," ucap Reisa.

Dia menuturkan, keberadaan BLC membuat kita dengan mudah dapat mendeteksi penyebaran kasus di Indoensia secara real-time sampai pada tahap kabupaten.

3 dari 5 halaman

Reisa menambahkan, bahwa pemerintah tidak henti-hentinya berupaya menanggulangi pandemi Covid-19 ini dengan terus mendistribusikan berbagai macam bentuk APD dengan jumlah yang signifikan.

" Selama tiga bulan, Gugus Tugas Nasional telah mendistribusikan lebih dari 4,3 juta APD dan lebih dari 2,2 juta masker bedah, masker N95, shield cover, bouffant caps, googles, dan handscoon,” jelas Reisa.

4 dari 5 halaman

Persiapan Distribusi Alat Kesehatan

Selain bantuan APD yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, pemerintah juga mendistribusikan bantuan dalam bentuk fasilitas rumah sakit yang diperlukan untuk menangani pasien Covid-19.

" Lebih dari 2,5 juta PCR, RDT Kit, mesin RNA, ventilator portabel, dan reagen sebanyak 2.253.350 juta ke 34 provinsi," imbuhnya.

Selanjutnya, Dokter Reisa menjelaskan bahwa upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 masih akan terus berlanjut dan terus diperbaiki.

5 dari 5 halaman

" Masih banyak peningkatan, perbaikan, dan penyempurnaan yang akan kami lakukan untuk memastikan semakin banyak yang sebuh dan semakin sedikit yang terpapar, dan masyarakat tetap sehat, produktif dan aman dari Covid-19," katanya.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama dan terus menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas sehari-hari. Jangan lupa untuk jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan sesering mungkin.

" Buktikan bahwa dengan bergotong-royong, kita dapat melewati pandemi ini," tutupnya.

(Sah, Sumber: Liputan6.com)

 

Beri Komentar