Napak Tilas Bisnis Chairul Tanjung dari Jualan Kaos sampai Jadi Salah Satu Orang Terkaya Indonesia

Napak Tilas Bisnis Chairul Tanjung dari Jualan Kaos sampai Jadi Salah Satu Orang Terkaya Indonesia

© Dream

Sang miliarder bahkan mendapat julukan Si Anak Singkong

© Dream

Dream - Bicara soal bisnis, sosok Chairul Tanjung menjadi salah satu pengusaha kondang yang menjadi inspirasi. Namanya mendadak mencuat sebagai salah satu pebisnis sukses ketika masuk daftar orang terkaya dunia.

Chairul Tanjung merupakan pemilik CT Corp yang bergerak dibidang keuangan, properti, dan multimedia.

Miliarder dan Si Anak Singkong

Buah dari perjuangannya, data Real Time Forbes per Rabu, 13 September 2023 mencatat Chairul Tanjung memiliki kekayaan US$4,8 miliar atau setara Rp73,7 triliun. Dalam daftar orang terkaya Indonesia, pemilik bisnis media TransCorp ini berada di posisi keenam pada tahun 2022.

Sebelum menjadi sosok pebisnis ulung, putra dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah ini menjalani hidup sederhana di masa kecilnya. 

Bahkan CT, sapaannya sang miliarder, pernah mendapat julukan sebagai Si Anak Singkong.

Berawal dari Jualan Kaos

© Dream

Seperti kata pepatah, meraih kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebelum mengelola bisnis dengan puluhan ribu karyawan, pria kelahiran 18 Juni 1962 itu memulai bisnisnya dengan menjual buku kuliah stensilan, kaos, dan fotokopi di kampus.

Untuk diketahui, Chairul berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Bisnis kecil-kecilan itu dijalaninya untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya. Bos CT Corp ini juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun sayangnya bangkrut.

Selepas kuliah, ayah dua anak ini mencoba membuka usaha kontraktor. Namun keberuntungan lagi-lagi belum berpihak kepadanya.

Usahanya kurang berhasil, sehingga ia memutuskan menjadi pekerja di sebuah perusahaan baja, sebelum memutuskan pindah ke perusahaan rotan.

Jual 160 Ribu Sepatu ke Italia

Di perusahaan rotan ini dia bertemu dengan tiga temannya dan mendirikan PT. Pariarti Shindutama pada tahun 1987.

Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, perusahaan ini memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.

Usahanya membuahkan hasil. Perusahaan barunya ini sempat mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu anak-anak dari Italia.

Namun karena perbedaan paham tentang ekspansi usaha, ayah dari Putri Tanjung ini memilih untuk mendirikan usaha sendiri.

Mendirikan Para Group

© Dream

Chairul Tanjung tak kehabisan ide, selanjutnya dia mencoba model bisnis konglomerasi dengan tiga bisnis utama yakni keuangan, properti, dan multi media yang ia namakan dengan Para Group.

Di bidang keuangan, pria asal Jakarta ini mengambil alih Bank Tugu yang sekarang menjadi Bank Mega.

Di bawah Para Group, Chairul merambah bisnis asuransi. Dia
memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.

Lain halnya di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo.

Sementara untuk bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.

Kemudian di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini bahkan menghabiskan dana Rp 99 miliar.

Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada tahun 1999.

Beli Saham Carrefour Indonesia

© Dream

Tak cukup sampai di situ, di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, PT Trans Ritel, membeli 40 persen saham Carefour Indonesia senilai Rp 3 triliun.

Pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Prancis.

Meresmikan CT Corp

© Dream

Hingga pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp yang terdiri dari tiga perusahaan sub holding.

Diantaranya Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.