Gagal Mengekor IHSG, Indeks Syariah Mendekam Lemah

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 28 November 2017 16:55
Gagal Mengekor IHSG, Indeks Syariah Mendekam Lemah
Tiga indeks sektoral merontokkan kinerja perdagangan.

Dream - Indeks acuan saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) gagal mengikuti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat jelang penutupan perdagangan. Dua indeks syariah mendekam seharian di zona negatif.

Meski asing membukukan nilai beli bersih pada saham syariah, namun tekanan jual pada bluechips syariah menekan laju Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII).

Pada penutupan perdagangan harian BEI< Selasa, 28 November 2017, indeks ISSI turun 1,279 poin (0,70%) ke level 182,393. Indeks ini mendekam di zona merah setelah dibuka melemah di level 183,220. ISSI sempat menyentuh level terendah di 181,678.

Indeks keping biru syariah, JII yang menghadapi tekanan jual asing juga tak bisa berbuat banyak. JII terkoreksi 4,817 poin (0,66%) ke level 730,027.

Transaksi perdagangan saham syariah mengalami kenaikan secara volume maupun nilai. Dari 63,22 juta saham yang beralih tangan, transaksi perdagangan saham syariah di lantai bursa mencapai Rp4,81 triliun. 

Pemodal asing masih mencetak nilai beli bersih Rp256 miliar pada jajaran saham ISSI. Namun tekanan jual terlihat pada indeks JII dengan nett sell yang meningkat menjadi Rp240 miliar

Investor mulai melepas saham-saham mereka di sektor industri aneka dan pertambangan yang terkoreksi masing-masing 1,36 persen dan 1,11 persen.

Kenaikan tajam pada indeks sektor barang konsumsi sebesar 1,43 persen dan keuangan 0,69 persen tak cukup kuat menahan laju pelemahan indeks syariah.

Emiten-emiten JII top gainer kali ini adalah UNTR yang harga sahamnya naik Rp600, UNVR Rp600, EXCL Rp80, SSMS Rp20, dan ADRO Rp20.

Sebaliknya, yang menjadi top loser adalah AKRA yang harga sahamnya turun Rp200, ASII Rp150, INDF Rp125, INCO Rp120, TPIA Rp100.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 3 poin (0,02%) ke level Rp13.502 per dolar AS.

(Sah)

Beri Komentar