Dua Indeks Syariah Mendekam Di Zona Merah Seharian.
Dream - Data ekonomi terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) jadi kabar buruk bagi pelaku pasar modal. Neraca perdagangan Indonesia yang kembali mengalami defisit membuat investor menahan diri melantai di bursa.
Aksi investor itu membuat sejumlah indeks saham berguguran. Indeks sektor infrastruktur bahkan mengalami pukulan telak dengan koreksi sampai 2 persen.
Laju pelemahan juga menerjang dua indeks acuan saham syariah. Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks saham Syariah Indonesia (JII) bahkan sudah mulai berguguran sejak perdagangan dibuka.
Pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 15 Maret 2018, indeks ISSI yang mendekam di zona merah ditutup melemah 1,874 poin (1%) ke level 186,239.
Indeks ISSI sempat jatuh ke level terendah 186,001 setelah dibuka melemah di level 187,724.
Indeks bluechip syariah, JII juga merosot 7,709 poin (1,05%) ke level 724,367. Kabar baiknya, sudah ada 9 emiten unggulan syariah yang kembali menjadi incara pelaku pasar. Sisanya, 18 emiten indeks JII ditutu melemah dan 3 lainnya bertahan stagnan.
Munculnya aksi beli pada saham bluechips syariah membuat nilai transaksi perdagangan kembali menggeliat. Namun volume perdagangan saham justru berkurang. Tercatat 70,05 juta saham syariah diperdagangkan pelaku pasar dengan nilai Rp4,7 triliun.
Sentimen data neraca perdagangan Indonesia membuat investor asing tak mau mengambil risiko. Asing mencatat nilai jual bersih Rp430 miliar, sedikit berkurang dari perdagangan kemarin.
Hampir semua indeks sektoral mengalami pelemahan. Indeks infrastruktur terjun bebas hingga 2,66 poin, diikuti oleh pertambangan 1,37 persen, industri aneka 1,37 persen, dan keuangan 1,24 persen.
Satu-satunya indeks sektor saham yang bergerak menguat adalah pertanian dengan kenaikan 0,22 persen.
Saham LPPF menjadi pencetak kenaikan harga saham tertinggi usai menguat Rp300. Top gainer bluechips syariah lainnya dihuni TPIA yang menguat Rp150, AKRA Rp50, BSDE Rp25, dan SMGR Rp25.
Sebaliknya, yang menjadi top loser adalah INDF yang harga sahamnya terkoreksi sebesar Rp150, TLKM Rp130, ASII Rp125, PGAS Rp110, dan PTPP Rp100.
Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 5 poin (0,04%) ke level Rp13.729 per dolar AS.
(Sah)