Industri Asuransi Syariah Masih Bisa Tumbuh Positif Selama Pandemi COVID-19. (Foto: Shutterstock)
Dream – Industri asuransi syariah masih tetap tumbuh selama pandemi Covid-19. Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia, Tatang Nurhidayat, menyebut industri ini masih bisa tumbuh 4 persen selama pandemi Covid-19.
Dia mengatakan peningkatan asuransi syariah ini bisa dilihat dari pelaku usaha yang dari tahun ke tahun yang selalu tumbuh.
“ Artinya, minat investor untuk menggarap pasar asuransi syariah ini masih sangat tinggi,” kata Tatang dalam acara “ Smart Syariah Radio Smart FM: Prospek Asuransi Syariah Pasca Spin Off” dikutip dari keterangan tertulis, Rabu 24 Februari 2021.
Peningkatan ini, kata dia, dipicu oleh mekanisme asuransi syariah dengan prinsip tolong-menolong. Prinsip ini berorientasi untuk kemaslahatan dan kepentingan umat, bukan kepentingan individu atau perorangan.
Tatang mengatakan asuransi syariah bersifat kebersamaan dan tolong-menolong. Kontribusinya yang dikumpulkan peserta menjadi dana tabarru yang kepemilikannya adalah untuk peserta, bukan pendapatan perusahaan.
“ Dari sisi pengusaha, spectrum bisnis asuransi syariah ini juga lebih luas yang mana di industri asuransi syariah produknya dapat dikembangkan lagi kepada sektor zakat, infak, waqaf dan sejenisnya yang tidak ada pada asuransi konvensional,” kata dia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream – Pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin menyadari pentingnya menjadi peserta asuransi, termasuk produk syariah. Fenomena ini diakui manajemen PT Prudential Life Assurace (Prudential Indonesia) telah mendorong penjualan produk keuangan syariah terdongkrak.
![]()
Sharia Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo, mengaku fenomena munculnya kesadaran berasuransi ini dirasakan betul oleh perusahaan.
“ Buktinya, produk kami yang paling sederhana dan baru kita luncurkan, PRUCinta, dalam waktu singkat sudah terjual 50 ribu polis,” kata Nini dalam peluncuran produk “ PRULink Syariah Multi Asset Fun” secara virtual, Jumat 11 Desember 2020.
Selain mudah dipahami, Nini menjelaskan, produknya ini mudah didapatkan karena dijual melalui platform digital. Hal ini sejalan dengan tingkat pemahaman masyarakat akan asuransi syariah pun meningkat.
Survei yang dilakukan Prudential menemukan kesadaran berasuransi dari responden usia 25 tahun-50 tahun meningkat dari 31 persen pada 2016 menjadi 39 persen pada 2019. Minat mereka memiliki asuransi juga naik dari 40 persen menjadi 58 persen.
Dari data responden yang berminat, Prudential juga menemukan sebanyak 44 persen diantaranya berasal dari kalangan milenial berusia 25 tahun-34 tahun. Produk asuransi ini juga menarik 19 persen masyarakat non-Muslim.
“ Prinsip syariah ini memang universal,” kata dia.
Tren ini cukup menggembirakan karena potensi pasar asuransi syariah dalam tiga tahun ke depan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp9,6 triliun.(Sah)
Advertisement
3,5 Miliar Data Akun WhatsApp Berpotensi Bocor, Peneliti Ungkap Celah Serius di Sistem Keamanan

Status Tanggap Darurat Semeru Diperpanjang, Pemerintah Lumajang Fokus pada Keselamatan Warga

Gubernur Papua Angkat Suara Soal Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak 4 Rumah Sakit

Anak SD Naik KRL Jam 4 Pagi: Perjalanan Tangerang–Klender yang Bikin Haru dan Buka Mata Publik

10 Rekomendasi Kado untuk Hari Guru Nasional 2025 yang Membekas dan Bermakna


Alyssa Daguise Hamil Anak Pertama, Maia Estianty Sudah Bikin Panggilan Imut Sebagai Nenek

Mengenal Sinkop Vasovagal yang Diderita Chaeyoung TWICE, Penyakit yang Bikin Pingsan Mendadak


Fiki Naki dan Tinandrose Resmi Menikah: Momen Haru, Senyum Bahagia, dan Doa dari Sahabat



3,5 Miliar Data Akun WhatsApp Berpotensi Bocor, Peneliti Ungkap Celah Serius di Sistem Keamanan