Vaksin Merah Putih Siap Digunakan Awal 2022

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 31 Mei 2021 13:04
Vaksin Merah Putih Siap Digunakan Awal 2022
Vaksin siap digunakan pada awal tahun 2022 setelah memperoleh hasil bagus saat uji praklinik tahap satu.

Dream - Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Fedik Abdul Rantam, mengatakan, vaksin siap digunakan pada awal tahun 2022, setelah memperoleh hasil bagus saat uji praklinik tahap satu.

" Hasil ini dilihat dari perkembangan dengan titer antibodi yang trennya baik sekali, PA juga baik, dan saat ini pemeriksaan masih berlangsung," ujarnya dikutip merdeka.com, Senin 31 Mei 2021.

Dia menambahkan, pemeriksaan yang saat ini masih berlangsung meliputi immunotyping, ginjal, hematologi, toksisiti, dan pemeriksaan darah total. Hasil pemeriksaan tersebut dijadikan dasar untuk melakukan uji praklinik fase dua.

Untuk itu, kata dia, saat ini tim peneliti tengah menyiapkan uji praklinik fase dua, termasuk makaka sebagai hewan uji coba. " Kemudian menentukan berapa efikasi, dosis, dan lain-lain untuk persiapan uji klinik fase satu pada manusia," ucap dia.

1 dari 5 halaman

Persiapan Alternatif Lain

Ketiga platform tersebut masih berlanjut dan konstruksi virus telah selesai lebih awal untuk lanjut ke uji preklinis dan uji klinis.

" Rencana lain kami adalah menyiapkan varian virus lain. Ini untuk menjaga kalau ini (vaksin merah putih) fail (gagal) maka ada subtitusi, tidak perlu menunggu 10 bulan sampai menjadi seed vaccine," katanya.

" Harapannya, pada Desember 2021 atau paling lama Maret 2022, vaksin Merah Putih Unair sudah masuk skema industri," tutur dia menambahkan.

 

2 dari 5 halaman

Tetap Optimis Produksi Vaksin Mandiri

Lebih lanjut Prof. Fedik berharap bahwa penelitian ini sesuai dengan harapan pemerintah dan juga masyarakat Indonesia, yakni, pengembangan vaksin mandiri agar pemerintah dapat mengatasi virus Covid-19 secara mandiri pula.

" Bagi akademisi, kami optimistis bisa mengembangkan teknologi membuat vaksin sendiri, dan ini sebagai awal," katanya.

Sumber: merdeka.com

3 dari 5 halaman

Indonesia Akan Miliki 6 Varian Vaksin Merah Putih

Dream - Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, akan ada enam varian Vaksin Merah Putih untuk Covid-19. Varian ini didasarkan pada basis pengembangan vaksin yang berbeda.

Menurut Bambang, ada enam lembaga yang kini tengah mengembangkan Vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, UI, ITB, UGM, dan Unair. Masing-masing menggunakan platfom yang berbeda.

" Karena menggunakan platform yang berbeda-beda otomatis nanti akan muncul enam versi vaksin," ujar Bambang dalam talk show yang disiarkan lewat channel YouTube BNPB.

Bambang menjelaskan, Eijkman mengembangkan vaksin dengan platform sub unit protein rekombinan. Perkembangan risetnya mencapai kemajuan lebih dari 50 persen dari skala laboratorium dan siap uji pra klinik ke hewan pada November.

 

 

4 dari 5 halaman

5 Varian Lain

Vaksin yang dikembangkan LIPI menggunakan platform protein rekombinan fusi. Vaksin oleh UGM dikembangkan dengan platform protein rekombinan.

UI menggunakan platform DNA, mRNA, dan virus-like-partikel. ITB dengan platform adenovirus, sedangkan Unair mengembangkan dua platform yaitu adenovirus dan adeno-associated virus (AAV).

Pengembangan vaksin di Indonesia, kata Bambang, mirip dengan yang diterapkan di luar negeri. Misalnya, AstraZeneca dengan platform non-replicating viral vector, Moderna dengan platform RNA, Sinovac dengan platform inactivated virus, dan CanSino Biological Inc/Beijing Institut of Technology yang memakai platform non-replicating viral vector.

" Tetapi yang paling penting produksi sama yaitu vaksin Covid-19," kata Bambang.

5 dari 5 halaman

Penguasaan Teknologi

Bambang melanjutkan perbedaan platform yang digunakan enam lembaga tersebut bergantun pada teknologi yang dikuasai. Baik oleh peneliti maupun institusi.

" Saat ini enam institusi bekerja masing-masing tetapi pada intinya akhirnya mereka akan keluar dengan vaksin Covid-19 dan kita akan fasilitasi untuk produksinya," kata dia.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan tugas Kemenristek bersama enam institusi tersebut sampai kepada menghasilkan prototipe atau bibit vaksin. Sedangkan tahap pengembangan, uji klinis, sampai produksi massal menjadi tanggung jawab PT Bio Farma.

Beri Komentar