Penyebab Bank Syariah di Indonesia Kalah dengan Malaysia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 16 Juni 2016 11:27
Penyebab Bank Syariah di Indonesia Kalah dengan Malaysia
Padahal, Indonesia punya jumlah penduduk yang lebih banyak daripada Malaysia.

Dream - Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia kalah jauh dibandingkan dengan Malaysia. Padahal, potensi pertumbuhan bank syariah di Indonesia jauh lebih besar daripada negara tetangga.

Head Sharia Banking Maybank Indonesia, Herwin Bustaman mengatakan, pada dasarnya, perbankan konvensional Indonesia sedikit lebih unggul daripada Malaysia. Per Desember 2015, aset perbankan konvensional Indonesia tercatat Rp5.919 triliun, sementara aset perbankan konvensional Malaysia Rp5.707 triliun.

" Conventional banking di Malaysia itu hampir sama dengan di Indonesia," kata Herwin dalam acara " Maybank Journalist Training" di Jakarta, Rabu 15 Juni 2016.

Namun, kata dia, kondisi ini tidak terjadi untuk perbankan syariah di Indonesia. Pertumbuhan bank syariah di Indonesia tertinggal dari Malaysia.

Menurut data Maybank Indonesia, aset perbankan syariah di Indonesia sebesar Rp213,42 triliun, sedangkan di Malaysia sebesar Rp1.689,38 triliun. Aset asuransi syariah (takaful) di Indonesia sebesar Rp26,51 triliun, sedangkan di Malaysia sebesar Rp79,31 triliun.

" Aset takaful di Malaysia hampir tiga kali (besarnya) dari Indonesia," kata dia.

Padahal, kata Herwin, potensi pertumbuhan bank syariah di Indonesia jauh lebih besar daripada di Malaysia. Jumlah penduduk di Indonesia sebanyak 250 juta orang, sedangkan di Malaysia sebanyak 30 juta orang.

" Mengapa populasinya sedikit, tapi pertumbuhannya tinggi?" kata dia.

Herwin menyebut ada dua penyebab perbankan syariah tumbuh tinggi di Malaysia. Pertama, angka penetrasi perbankan di Negeri Jiran cukup tinggi. Hampir 90 persen layanan keuangan menggunakan bank. Indonesia? Baru 40 persen yang menggunakan bank.

" Yang kedua, GDP (gross domestic product) di sana tinggi, yaitu US$24-25 ribu. Itu lebih banyak uang di sana. Daripada kita yang cuma US$11 ribuan," kata dia. (Ism) 

Beri Komentar