Kinerja Positif, Ekonomi Syariah Dipercaya Jadi Tenaga Baru Indonesia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 19 Januari 2021 14:33
Kinerja Positif, Ekonomi Syariah Dipercaya Jadi Tenaga Baru Indonesia
Kinerjanya lebih baik daripada yang konvensional.

Dream – Ekonomi syariah menunjukkan kinerja positif selama 2020. Sistem perekonomian ini juga dipercaya bisa menjadi lebih baik pada tahun ini dan menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian.

“ Kinerja ekonomi syariah lebih baik daripada konvensional, dilihat dari beberapa indikator,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, dalam webinar “ Sharia Economic Outlook “ Mewujudkan Ekonomi dan Keuangan Syariah sebagai Energi Baru dalam Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional”, Selasa 19 Desember 2021.

Menurut data OJK, aset keuangan syariah tumbuh 21,48 persen secara keseluruhan per November 2020. Pada periode yang sama, asetnya mencapai Rp1.770,32 triliun (belum termasuk saham syariah).

Aset perbankan syariah tercatat Rp593,5 triliun, asuransi syariah Rp43,02 triliun, pembiayaan syariah Rp22,86 triliun, lembaga keuangan non bank syariah Rp47,28 triliun, sukuk korporasi Rp31,63 triliun, reksa dana syariah Rp71,8 triliun, dan sukuk negara Rp960,38 triliun.

Wimboh menambahkan pembiayaan yang disalurkan oleh bank umum syariah (BUS) tumbuh 9,5 persen pada 2020—angkanya jauh lebih tinggi daripada konvensional yang minus 2,41 persen, rasio NPF gross 3,13 persen dan FDR 76,36 persen. Melihat capaian ini, dia optimistis keuangan syariah akan tumbuh lebih baik lagi pada 2021.

“ Ini memberikan confident kalau ekonomi syariah akan lebih baik lagi tahun 2021,” kata dia.

1 dari 5 halaman

Sumber Pertumbuhan Baru Ekonomi Indonesia

Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri (BSM), Hery Gunardi, menambahkan perekonomian syariah bisa menjadi sumber pertumbuhan baru, terutama dalam pandemi COVID-19.

“ Indpnesia membutuhkan napas yang baru untuk menjalankan roda perekonomian,” kata Hery.

Untuk itu, ekonomi syariah hadir. Disebutkan bahwa kinerjanya lebih stabil serta memegang prinsip berkelanjutan dan berkeadilan.

“ Ekonomi syariah menjadi primadona baru. Ekonomi syariah di Indonesia tumbuh positif sepanjang 2020 walaupun kita sadar, Indonesia dilanda COVID-10. Ekonomi syariah menjadi sumber pertumbuhan baru dan percepatan ekonomi,” kata dia.

2 dari 5 halaman

Terdampak Covid-19, Ekonomi Syariah Tak Separah Konvensional

Dream – Ekonomi syariah turut terdampak pandemi Covid-19. Namun, dampaknya tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan perekonomian konvensional.

“ Menurut State of Global Islamic Economy Report 2020/2021, perlambatan ekonomi syariah global tidak separah pertumbuhan ekonomi konvensional global secara keseluruhan,” kata Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, dalam Indonesia Islamic Festival (IIFEST) 2020 Webinar Series, Kamis 26 November 2020.

Wapres menyampaikan perekonomian global mengalami kontraksi sekitar 5,2 persen sejak pandemik Covid-19 muncul. Sebaliknya perekonomian syariah di dunia hanya mengalami pertumbuhan minus 2,5 persen.

Dari berbagai bidang usaha syariah dunia tercatat sektor makanan dan minuman halal terkontraksi 0,2 persen, kosmetik halal 2,5 persen, dan fesyen Muslim 2,9 persen.

Meskipun tumbuh negatif, Wapres melihat permintaan produk halal masih harus dimanfaatkan pelaku usaha syariah. Sebelum pandemi, kata dia, perkiraan pasar halal global mencapai US$3,2 triliun pada 2024. Lalu, setelah pandemi, diprediksi pasar halal mencapai US$2,4 triliun pada 2024.

“ Peluang ini harus dimanfaatkan untuk membantu perekonomian nasional,” kata Ma’ruf.

Dia mencontohkan Indonesia menjadi konsumen terbesar produk halal dunia yang senilai US$214 miliar untuk makanan dan minuman halal. Sementara itu, kontribusi ekspor makanan halal baru 3,8 persen dari pasar dunia. Padahal, ekspor produk halal masih didominasi negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim.

“ Selain mengisi pasar domestik, (ekspor produk halal) untuk memperluas perdagangan global,” kata dia.

 

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

3 dari 5 halaman

Fatwa Jadi `Ruh` dalam Ekonomi Syariah, Mengapa?

Dream – Fatwa merupakan ruh atau jiwa di dalam sistem ekonomi syariah. Fatwa berperan penting dalam sistem ekonomi ini.

" Karena fatwa ini akan memberikan koridor dan batasan atas kesyariahan suatu transaksi yang seyogyanya sejalan dengan dinamika dan perkembangan zaman,” kata Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, Wimboh Santoso, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 28 Oktober 2020.

Fatwa menjadi penting dan pembeda antara keuangan syariah dan konvensional. Keputusan atau fatwa yang diberikan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) merupakan hasil ijtihad kolektif atau dikenal dengan nama ijtihad jama'i.

 

 

“ Tentu dari derajatnya ijtihad ini mempunyai kekuatan yang lebih kuat atau lebih tinggi, terutama apabila dibandingkan dengan ijtihad yang dilakukan oleh individual ulama,” kata Wimboh.

Adapun di Indonesia, fatwa yang diterbitkan khususnya mengenai transaksi keuangan syariah, berperan sangat penting dalam pengembangan industri keuangan berbasis syariah.

“ Karena itu akan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap syariah kesyariahannya atas produk dan layanan yang dikeluarkan lembaga keuangan syariah,” kata dia.

(Sumber: Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana)

4 dari 5 halaman

Diakui `Tahan BanFatwa Jadi `Ruh` dalam Ekonomi Syariah, Mengapa?ting`, Ekonomi Syariah Hadapi Kendala Literasi Masih Minim

Dream – Sistem ekonomi syariah bisa menjadi salah satu solusi untuk memulihkan perekonomian nasional yang terdampak pandemi Covid-19. Ekonomi syariah memiliki sistem yang lebih stabil dan tahan banting, serta memegang prinsip berkelanjutan dan berkeadilan.

“ Sistem ekonomi syariah diharapkan bisa menjadi salah satu solusi karena telah membuktikan diri sebagai sistem ekonomi yang mampu bertahan dalam keadaan pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari, dalam “ Workshop Perbankan Syariah: Memacu Literasi Keuangan Syariah Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional”, Senin 5 Oktober 2020.

Meski terbukti ampuh, Ngatari mengatakan perbankan syariah masih menghadapi tantangan dari masih rendahanya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi syariah. Dia mendorong kegiatan literasi ekonomi dan keuangan syariah dimaksimalkan. Tujuannya agar masyarakat bisa memahami kekuatan dan keuntungan sistem perekonomian ini.

“ Masih banyak ruang yang harus bersama-sama diisi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah,” kata dia.

5 dari 5 halaman

Perlu Inovasi?

Chief Investment Strategies&Direktur PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, mengatakan upaya dari berbagai pihak diperlukan untuk meningkatkan literasi masyarakat. Terutama, berkaitan dengan pilihan instrumen investasi berbasis syariah. Pilihan instrumen investasi yang beragam bisa mendorong masyarakat agar berinvestasi, terutama generasi milenial.

“ Masih banyak masyarakat yang bertanya soal halal-haram,” kata Budi.

Dia menyarankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat terobosan untuk menggenjot angka literasi keuangan syariah.

“ Mungkin ke depannya OJK, BEI, atau dewan syariah bisa menyarankan masjid-masjid untuk mencontohkan di sukuk dan instrumen syariah lainnya,” kata dia. 

Beri Komentar