Belanja Kosmetik Halal Orang Indonesia Terbesar Kedua Dunia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 22 November 2018 17:42
Belanja Kosmetik Halal Orang Indonesia Terbesar Kedua Dunia
Pasarnya Rp888 triliun, konsumen tak hanya dari kalangan Muslim.

Dream - Setiap muslim diajarkan Nabi Muhammad SAW untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Seorang muslimah juga dianjurkan untuk bersolek di rumah manakala sang suami pulang.

Anjuran tersebut sudah banyak dilakukan para muslimah. Tak hanya ingin tampil cantik, mereka juga mencari produk kosmetik yang sudah dijamin kehalalannya.

Tak heran jika belakangan kosmetik halal semakin digandrungi masyarakat. Selain kandungannya bebas dari zat-zat berbahaya, konsumen merasa lebih tenang menggunakan produk yang halal.

Beragam jenis kosmetik halal pun diciptakan, mulai dari lipstik, sampo, cat kuku, sampai minyak janggut.

Menariknya, popularitas kosmetik halal ini tak hanya di negara-negara mayoritas Muslim, tetapi juga Amerika Utara dan Eropa. Konsumen kosmetik halal juga tak hanya dari kalangan Muslim.

Inilah yang menyebabkan pasar kosmetik halal terbilang menggiurkan.

mengutip laporan terbaru State of Global Islamic Economy Report 2018/2019, Kamis 22 November 2018, pengeluaran untuk kosmetik halal global pada tahun ini bakal mencapai US$61 miliar (Rp888,94 triliun).

Dalam lima tahun angkanya bahkan sudah menembus ribuan triliun rupiah. Diperkirakan bisnis kosmetik halal di dunia akan tumbuh 9,3 persen pada 2023 menjadi US$90 miliar (Rp1.311,63 triliun).

Potensi pasarnya pun tercatat senilai US$25 miliar (Rp364,34 triliun). Nilai perdagagan ekspor kosmetik halal mencapai US$4,06 miliar (Rp59,2 triliun) dan impor US$9,74 miliar (Rp142,03 triliun).

 

1 dari 3 halaman

Produk Kosmetik Halal Paling Laris

Di negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), peralatan make up, pafrum, dan perawatan rambut menjadi primadona konsumen kosmetik halal. Nilai pengeluaran konsumen untuk make up halal mencapai US$3,42 miliar (Rp49,8 triliun), parfum halal US$2,07 miliar (Rp30,17 triliun), dan hair care US$1,81 miliar (Rp26,46 triliun).

Menariknya, konsumen juga menyukai produk cukur rambut halal. Hal ini terlihat dari pengeluaran untuk peralatan cukur sebanyak US$1,25 miliar (Rp18,13 triliun).

Konsumen juga melirik essential oil halal dan pasta gigi halal. Pengeluaran Muslim untuk essential oil halal sebanyak US$489,33 juta (Rp7,13 triliun) dan pasta gigi halal US$707 juta (Rp10,3 triliun).

 

 

2 dari 3 halaman

Indonesia Masuk Pembelanja Terbesar Dunia

Salaam Gateway mencatat India menduduki peringkat teratas sebagai negara pembelanja belanja kosmetik halal terbanyak dunia. Pengeluarannya mencapai US$5,4 miliar (Rp78,69 triliun) pada 2017.

Indonesia menjadi negara konsumen terbesar kedua di dunia untuk bisnis ini. Pengeluarannya senilai US$3,9 miliar (Rp56,84 triliun).

Ketiga, ada Rusia. Muslim di Negara Beruang Merah, merogoh kocek US$3,6 miliar (Rp52,46 triliun) untuk membeli kosmetik.

Keempat ada Turki yang pengeluarannya mencapai US$3,4 miliar (Rp49,55 triliun) dan Malaysia US$3,1 miliar (Rp45,18 triliun).

 

3 dari 3 halaman

Produsen Kosmetik Berlomba-lomba Nikmati `Kue` Kosmetik Halal

Pelaku bisnis ramai-ramai merilis produk halal mengingat pasarnya " wangi" dan konsumennya tak hanya dari Muslim. Misalnya, Unilever Indonesia merilis Pureline Hijab Fresh untuk pelembab dan Sunsilk Hijab untuk sampo halal.

Di Malaysia, Duck Group merilis produk kosmetik halal untuk lipstik, eyeshadow, dan krim wajah.

Produsen kosmetik di Inggris, Akhi Beards, tak mau ketinggalan menikmati pasar kosmetik halal. Akhi Beards bergabung dengan Double Sunnah dan Elegance untuk memenuhi kebutuhan pria Muslim akan minyak janggut halal.

Grant Industries--perusahaan personal care di Amerika--mengantongi sertifikat halal untuk bahan baku produksi.

Sementara Reverdia dari Belanda, mendapatkan sertifikat halal untuk produk Biosucnium S, yaitu bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi produk perawatan kulit, sampo, dan bubbling agent.

Beri Komentar