Dream - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Basuki Hadimuljono memastikan tidak akan ada Warteg (Warung Tegal) berjualan di sekitar proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara untuk para pekerja.
Selain warteg, penggunaan bedeng untuk istirahat para pekerja juga tidak diperbolehkan.
Sebagai gantinya, lanjut Basuki, pemerintah akan menyiapkan dapur umum untuk kebutuhan makan para pekerja konstruksi.
Menurut Basuki, langkah itu diambil karena lokasi proyek yang terletak di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur itu diharapkan tidak terlihat kumuh sebagai sebuah ibu kota baru.
Dia menambahkan pada Februari sampai Maret 2024 akan ada sebanyak 16 ribu pekerja di proyek IKN. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan 22 tower khusus untuk para pekerja.
kata Basuki, dilansir dari liputan6.com, Kamis 28 Desember 2023.
Lebih jauh, Basuki juga menilai langkah ini dilakukan agar pembangunan proyek-proyek besar yang biasanya berdampak negatif terhadap kehidupan sosial bisa dihindari.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, pihaknya memberikan beberapa usulan.
Kedua, dengan pendekatan edukatif yakni menyediakan informasi dan data yang mendukung peran positif warteg dalam memberikan lapangan pekerjaan, mendukung perekonomian lokal, dan memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari.
Ketiga, warteg melakukan kampanye kesadaran masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang kontribusi positif warteg dan usaha kecil lainnya.
Keempat, melakukan lobi dan advokasi untuk perubahan kebijakan yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan warteg sebagai bisnis kecil.
Kelima, warteg akan berkolaborasi dengan komunitas lokal, organisasi kemasyarakatan, untuk memperkuat dukungan bersama.
Keenam, melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kebijakan yang dapat berdampak pada warteg dan mengidentifikasi apakah ada diskriminasi atau ketidaksetaraan.
" Ketujuh menggelar pertemuan publik atau forum diskusi untuk mendengarkan masukan dan pendapat masyarakat mengenai sikap pejabat terhadap warteg," ujar Mukroni.
Lalu, kedelapan menggunakan media sosial dan kampanye online untuk membangun dukungan masyarakat dan menyoroti kontribusi warteg.
Kemudian, kesembilan menyediakan pelatihan dan dukungan untuk pemilik warteg dalam mengembangkan keahlian mereka, meningkatkan kualitas makanan, dan menyesuaikan dengan perubahan permintaan pasar.
kata dia.