Ilustrasi Bus
Dream - Keputusan Arab Saudi mengurangi tenaga kerja asing mulai berimbas negatif bagi penduduknya. Jelang tahun ajaran baru, orangtua di Arab Saudi dihadapkan dengan masalah baru, yakni krisis transportasi. Sejumlah bus dikabarkan menghilang dari jalanan Saudi.
Razia tenaga kerja asing ilegal oleh pihak berwenang Arab Saudi telah memaksa sopir-sopir bus memilih tidak bekerja sampai menunggu situasi aman.
Keluarga di Arab Saudi mengeluh tentang berkurangnya bus pengangkut siswa ke sekolah-sekolah dan universitas. Mereka mengatakan sebagian besar pengemudi mini bus memilih tidak bekerja sama sekali karena takut ditangkap.
Departemen Tenaga Kerja Arab Saudi sampai kini terus menyisir beberapa daerah di Jeddah untuk mencari ekspatriat ilegal. Sebagian besar sopir bus memang bukan pegawai sekolah atau bahkan perusahaan transportasi.
" Beberapa jenis pekerjaan terkena imbas undang-undang perburuhan, sementara tidak ada orang Saudi yang mau melakukan pekerjaan tersebut," kata Abdullah Al-Yousefi, seorang ekonom, kepada Arab News.
Mengantisipasi kondisi ini, sejumlah sekolah internasional telah mengambil langkah-langkah serius dengan menyediakan sopir sekolah sendiri. Mereka meminta para orang tua menjadi sponsor sopir sekolah dengan mentransfer sejumlah biaya sebagai gajinya.
Namun, banyak orang tua tidak mampu membayar biaya transportasi di tengah tingginya uang sekolah di sekolah internasional.
" Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jeddah, tapi gaji bulanan saya tidak lebih dari 7.000 riyal," ujar Adel Barakat, seorang warga Suriah kepada Arab News.
Ratusan sopir bus berhenti mengangkut siswa perempuan untuk universitas. Pasalnya, mereka tidak terdaftar secara resmi di lembaga-lembaga pendidikan tinggi, menurut media lokal.
" Banyak sopir sudah memiliki bus kecil dan bekerja sendiri untuk menambah penghasilan dari pekerjaan rutin mereka," Mamdooh Khaleel, warga Sudan yang mencari sopir untuk anak-anaknya, mengatakan kepada Arab News. (Ism)