Pekerjaan Tak Terduga Orang-orang Terkaya Indonesia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 5 Desember 2017 09:13
Pekerjaan Tak Terduga Orang-orang Terkaya Indonesia
Bikin nggak percaya, Sahabat Dream.

Dream Sahabat Dream, tak gampang para miliarder di luar sana meraih kesuksesan. Menempuh jalan panjang dan terjal sebelum “ bersinar” dan meraih predikat orang terkaya.

Bahkan, mereka memulai bisnis mereka dari bawah. Kali ini, Dream akan memaparkan pekerjaan-pekerjaan tak terduga yang dilakoni miliarder Indonesia. Bahkan, pekerjaan ini menjadi pekerjaan pertama mereka.

Pertama, ada sales sabun. Pekerjaan ini dilakoni oleh Harjo Sutanto. Dilansir dari Forbes, Selasa 5 Desember 2017, Harjo dan kerabatnya Johannes Ferdinand Katuari, mendirikan industri kecil yang bernama Fa Wings (kini dikenal Wings) pada tahun 1948. Ketika masih industri kecil, Harjo dan Ferdinand berjualan sabun colek. Produknya dijual  dengan door to door.

Kini, Wings menjadi produsen terkemuka di Indonesia yang memproduksi sabun dan peralatan rumah tangga lainnya. Dari penjual sabun colek keliling, Harjo kini menjadi miliarder yang mengantongi kekayaan Rp16,26 triliun.

Yang kedua, penjual biskuit. Miliarder yang dulunya berprofesi sebagai pedagang biskuit adalah Eka Tjipta Widjaja. Eka Tjipta menjalani bisnis ini ketika remaja.

Lalu, dia mendirikan Sinar Mas. Sekarang, perusahaan yang dibangunnya itu memiliki usaha di berbagai bidang, seperti kertas, jasa keuangan, properti, agribisnis, pendidikan, dan telekomunikasi.

1 dari 1 halaman

Lanjut ke...

Lanjut ke... © Dream

Yang ketiga adalah penjual sepeda. Coba tebak, siapa miliarder yang menjalani pekerjaan ini sebagai pekerjaan pertamanya.

Jawabannya adalah Mochtar Riady. Pendiri Lippo Group ini memulai bisnisnya pada usia 22 tahun. Ketika itu, dia membuka toko sepeda. Kemudian, dia merintis bisnis bank karena dari kecil bercita-cita sebagai seorang bankir.

Yang keempat ada penjual buku kuliah. Miliarder yang pernah melakoni pekerjaan ini adalah Chairul Tanjung. Dia berjualan buku kuliah, kaos, dan foto kopi di kampus untuk memenuhi kebutuhan kuliah.

Ya, kala itu, pemilik usaha CT Corp ini kesulitan finansial untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. (ism) 

Beri Komentar