Dream - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengoptimalkan layanan internet. Tujuannya, agar tercipta daya saing yang semakin kompetitif menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Hardini Puspasari dalam keterangan persnya yang dikutip, Jumat 8 Mei 2015.
“ Kami mendorong anggota HIPMI dan pelaku UMKM di seluruh Indonesia untuk mengoptimalkan layanan internet dalam menghadapi MEA 2015 yang sudah di depan mata,” ujarnya.
Hardini menjelaskan, keterhubungan informasi dengan internet di seluruh dunia kini semakin mudah diperoleh oleh siapapun. Termasuk jika pelaku UMKM ingin mempromosikan produk-produk unggulannya melalui layanan internet.
Oleh karena itu, lanjutnya, momentum untuk mengembangkan diri dan meningkatkan daya saing usaha harus ditingkatkan dengan mengoptimalkan layanan internet yang kini semakin menjamur di seluruh Indonesia.
Meski demikian, Hardini menambahkan, harus diakui bahwa masih ada wilayah di pedalaman Indonesia yang belum tersentuh oleh akses internet. Namun, upaya mendekatkan diri ke akses internet dan mengoptimalkan layanannya yang tersedia, sudah harus dimulai.
“ Artinya, pelaku usaha yang ada di wilayah belum terjangkau internet, bisa mendekatkan dirinya ke daerah yang telah memiliki akses. Sekaligus mengoptimalkan layanannya untuk meningkatkan daya saingnya,” jelas Hardini.
Hardini menjelaskan, dorongan kepada pelaku UMKM untuk mengoptimalkan layanan internet didasarkan pada 5 momentum tepat yang harus diberdayakan.
Pertama, momentum dari adanya peraturan yang mewajibkan perbankan umum harus menyalurkan kredit kepada UMKM, dengan porsi minimal 20% dari total kredit pada awal tahun 2019 mendatang.
“ Penyaluran kreditnya dilakukan secara bertahap, dan mulai tahun ini sebesar 5% dari total kredit perbankan. Sampai akhirnya mencapai 20% dari total kredit perbankan pada 2019,” jelas Dini.
Kedua, momentum peningkatan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang mencapai 88,1 juta pengguna internet pada tahun 2014, menurut survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII). Angka ini mewakili 34,6% dari keseluruhan populasi negara. Artinya, masyarakat semakin melek informasi melalui internet.
Ketiga, meningkatnya kreativitas masyarakat dalam mengelola perekonomian lokal. Misalnya, keripik sehat dan bergizi yang berasal dari berbagai bahan baku seperti jangkrik, bayam, dan jenis sayuran lainnya.
“ Dengan mengoptimalkan layanan internet, jenis usaha kreatif seperti ini bisa mendunia. Implikasinya kan juga akan meningkatkan perekonomian daerah setempat dan nasional,” katanya.
Keempat, momentum peningkatan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang mengunjungi tempat-tempat tertentu di pelosok Indonesia. Artinya, momentum optimalisasi layanan internet juga berfungsi sebagai media promosi murah, cepat, efektif, dan efisien untuk memperkenalkan produk-produk UMKM dan tempat wisata unggulan di daerah tersebut.
Kelima, momentum peningkatan keinginan masyarakat dan kalangan muda untuk memulai usaha sendiri. Salah satu indikatornya terlihat dari nilai kredit yang disalurkan pemerintah ke sektor UMKM mencapai Rp 662 triliun hingga Februari 2015. Angka itu tumbuh 9,56% selama setahun. Jumlah itu sekitar 17,9% dari total penyaluran kredit yang ditargetkan pemerintah.
“ Karena itu, kami mendorong pelaku UMKM untuk cerdas mengoptimalkan kemajuan teknologi internet untuk meningkatkan daya saing usahanya. Dengan begitu, kita siap dan tidak perlu khawatir menghadapi MEA 2015,” tandas Hardini.