Penyesalan Warga Kampung Miliarder di Tuban, Dulu Ramai-Ramai Borong Alphard Kini Tak Punya Apa-Apa untuk Makan

Reporter : Sugiono
Selasa, 25 Januari 2022 19:45

TikTok

"Dulu bertani, tanah saya kena semua, sekarang ya sudah tidak punya apa-apa," kata Musanam

Dream - Tahun lalu kita digegerkan dengan fenomena orang kaya baru di Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur. Banyak warga mendadak setelah mendapat ganti untung dari lahan yang digunakan sebagai kilang minyak.

Mereka menjadi miliarder baru. Warga yang saban hari berkutat di sawah ketiban rezeki mendapat uang miliaran. Banyak warga yang memborong mobil mewah, meski beberapa di antara mereka tidak bisa mengemudi.

Namun, ternyata ada beberapa di antara 'sultan baru' itu yang menyesal. Salah satunya Musanam. Pria 60 tahun itu kini mengaku sudah tidak punya apa-apa.

" Dulu bertani, tanah saya kena semua, sekarang ya sudah tidak punya apa-apa," kata Musanam, dikutip dari beritabojonegoro.com, Selasa 25 Januari 2022.

1 dari 4 halaman

Musanam mengaku mendapat ganti Rp500 juta karena tanahnya dipakai kilang minyak. Dia menggunakan duit sebanyak itu untuk membeli rumah.

Namun, kini dia mulai mengalami kesulitan karena sudah tidak lagi bertani. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, dia bahkan harus menjual sapi-sapi peliharaannya.

" Sapi saya ada enam saya jual tiga," tutur Musanam.

2 dari 4 halaman

Karena kesulitan itulah Musanam dan ratusan orang lainnya, yang tergabung dalam Paguyuban Pemuda Enam Desa asal Kecamatan Jenu berunjuk rasa di depan kantor Pertamina Kilang Minyak Grass Root Refinery (GRR).

Mereka menuntut janji dipekerjakan. " Ya sekarang saya nuntut katanya mau dipekerjakan motong rumput tapi tidak bisa," ujar Musanam.

Musanam dan orang-orang dari Desa Beji, Rawasan, Sumurgeneng, Mentoso, Kaliuntu, dan Wadung, mengajukan lima tuntutan kepada Kilang Minyak GRR. Mereka meminta diutamakan dalam perekrutan tenaga kerja.

3 dari 4 halaman

Sementara, perwakilan Pertamina GRR, Solikin, mengatakan pihaknya mencatat tuntutan warga. Tuntutan itu akan disampaikan ke pusat.

" Saat ini masih dikoordinasikan dengan pimpinan, sehingga kami belum bisa memberi keputusan," ucap Solikin.

4 dari 4 halaman