Sistem Kakeibo Bisa Kamu Coba Untuk Mengelola Keuangan. (Foto: Shutterstock)
Dream – Perempuan, terutama yang sudah berkeluarga, dituntut dapat mengatur rumah tangga, termasuk mengelola keuangan dengan baik. Bicara soal keuangan, ada salah satu metode yang bisa diterapkan yaitu kakeibo.
“ Sangat penting bagi perempuan untuk mampu menata keuangan. Apalagi, saat pandemi Covid-19 banyak ketidakpastian yang dapat terjadi sehingga kita harus pintar mengelola keuangan,” kata Regional Head of Agency Development Sequis, Fourrita Indah, dalam keterangan tertulis, Rabu 21 April 2021.
Fourrita mengatakan, pendapatan yang dimiliki akan digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan satu keluarga sehingga keterampilan mengelola uang perlu dimiliki. Dia menambahkan, perempuan Indonesia diharapkan bisa mandiri dan diandalkan, sesuai dengan cita-cita mulia Kartini.
“ Kemandirian ini akan tercermin dari cara kita mengatur finansial. Jadi, tidak masalah jika kita dapat mengadopsi metode kakeibo karena cocok dengan keseharian kita,” kata dia.
Kakeibo adalah metode mengatur keuangan yang banyak diterapkan oleh para ibu rumah tangga di Jepang. Secara harfiah, Kakeibo bisa diartikan sebagai ‘buku rekening untuk ekonomi rumah tangga.’
Metode ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1904 oleh seorang jurnalis Makoto Hani dan dipopulerkan kembali pada tahun 2017 oleh Fumiko Chiba dalam buku Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money.
“ Metode ini dapat juga kita adopsi sebagai perempuan mandiri Indonesia dalam mengatur anggaran rumah tangga,” kata Fourrita.
Pertama, catatlah hal-hal ini, yaitu penerimaan, perkiraan kebutuhan, pengeluaran dan jumlahnya dalam catatan harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan. Catat yang rapi sehingga bisa kamu baca kembali. Dalam mencatat, harus rutin atau tidak menunda, perlu berkomitmen dan telaten. Nanti, jika tiba saat akhir bulan, lakukan evaluasi keuangan.
Untuk penghasilan, yang harus dicatat secara rutin adalah kapan dan darimana sumbernya, misalnya gaji bulanan, uang bulanan dari suami, termasuk jika ada usaha sampingan. Jika ada piutang yang diterima juga perlu dicatat. Jika kamu berasuransi dan mendapatkan nilai tunai/manfaat/tahapan juga dicatat sebagai penerimaan
Selanjutnya, catat perkiraan jumlah kebutuhan. Agar mudah mengingat pengeluaran, bagilah ke dalam beberapa pos. Misalnya, pengeluaran primer yang sudah pasti (mencakup belanja bulanan, transportasi, cicilan rumah, cicilan kendaraan bermotor, biaya sekolah anak, tagihan listrik atau air), pengeluaran sekunder (belanja perlengkapan rumah, membeli pakaian, jalan-jalan), dan pengeluaran darurat (biaya ke bengkel saat kendaraan rusak, biaya ke dokter saat sakit).
Dana darurat perlu dimiliki oleh setiap keluarga yang besarnya sekitar 6-12 kali gaji/pendapatan. Misalnya, jika gaji Rp5 juta, dana darurat setidaknya Rp30-60 juta.
Kemudian, pengeluaran rutin setiap hari perlu juga dibuat pos. Untuk memudahkan, dapat memanfaatkan amplop sebagai tempat dana atau uang bagi masing-masing pos pengeluaran.
Contohnya, amplop ‘Belanja Bulanan’ dan amplop ‘Jalan-Jalan.’ Jika isi amplop tersebut sudah dihabiskan atau kosong, jangan pernah mengambil uang dari amplop lainnya, disinilah para ibu dituntut untuk disiplin.
Setelah merencanakan pengeluaran, catat juga pengeluaran yang terjadi, bisa juga ditambahkan informasi kapan dan di mana melakukan suatu transaksi sehingga bisa membandingkan harganya dengan pembelian barang yang sama sebelumnya.
Kemudian lakukan evaluasi, yaitu dari amplop yang dimiliki, perhatikan apakah ada yang tersisa? Teliti pos mana saja yang berhasil dihemat, pos mana yang banyak menghabiskan anggaran.
Dengan mencatat, kita akan mengetahui apakah yang kita belanjakan sudah sama dengan perkiraan atau malah berlebihan. Apakah kebutuhan saat ini sama besarnya atau lebih banyak dari sebelumnya, dan apakah pengeluaran tidak melebihi pendapatan atau sebaliknya.
Dengan mengetahui hal tersebut, kita bisa menyesuaikan budgeting lebih baik di bulan berikutnya. Melakukan pencatatan, juga akan membantu kita mengetahui kondisi finansial kita secara detail dan saat dihadapkan kembali pada keputusan untuk mengeluarkan uang untuk hal yang di luar dari prioritas kebutuhan, kita lebih mudah memutuskan untuk menunda keinginan tersebut. Jika seiring berjalannya waktu berhasil menekan pengeluaran dan menghemat lebih banyak uang, berarti telah berhasil mengimplementasikan Kakeibo.
Membayar premi asuransi juga perlu dimasukkan dalam jurnal keuangan. Jika belum memiliki asuransi dan bermaksud memberikan perlindungan bagi keluarga, akan mudah bagi kamu yang sudah menerapkan metode Kakeibo untuk menghitung perkiraan kebutuhan asuransi.
“ Ketika membuat perencanaan keuangan sebaiknya alokasikan 10-20 persen pendapatan untuk berasuransi pada dana darurat karena kebutuhan proteksi sangat penting bagi keluarga,” kata Fourrita.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN