Riset Rp10 M, ADB Bantu RI Bedah Risiko Teknologi `Kekinian`

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 12 Desember 2017 13:12
Riset Rp10 M, ADB Bantu RI Bedah Risiko Teknologi `Kekinian`
Bank ini mendukung riset dampak teknologi disruptif di Indonesia.

Dream – Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menyetujui kucuran dana US$750 ribu, sekitar Rp10,2 miliar (Kurs Rp13.5660/US$) kepada Indonesia. Dana ini merupakan bentuk dukungan teknis ADB untuk mempelajari dampak teknologi disruptif terhadap prospek pembangunan di Indonesia.

“ Dukungan teknis ADB akan membantu memetakan dampak teknologi disruptif terhadap ekonomi Indonesia, baik secara agregat maupun di tingkat sektoral,” kata Kepala Kantor Perwakilan ADB di Indonesia, Winfried Wicklein, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Selasa 12 Desember 2017.

Wicklein mengatakan Indonesia adalah satu negara dengan tingkat pertumbuhan pengguna internet tercepat di dunia. Potensi manfaat ekonomi digital bagi Indonesia diprediksi cukup besar. Berbagai indikator seperti lalu lintas internet, pendapatan dari layanan komputasi awan dan sistem terkait (Internet of Things) tumbuh pesat.

Dia mengatakan aplikasi pemesanan transportasi online seperti Grab dan Go-Jek tak hanya menciptakan pekerjaan, tetapi juga memberikan penghasilan dan fasilitas lain seperti asuransi kesehatan dan akses pada perbankan yang lebih baik, jika dibandingkan dengan penyedia layanan tradisional.

Namun, teknologi disruptif juga membawa sejumlah risiko bagi Indonesia dalam bentuk berkurangnya pekerjaan di sektor tertentu dan potensi naiknya ketimpangan.

“ Bantuan teknis ini akan mendukung upaya pemerintah memanfaatkan keuntungan teknologi tersebut, sembari mengelola risikonya,” kata Wicklein.

Sekadar informasi, pemerintah telah mengembangkan “ 2020 Go Digital Vision” yang bertekad menjadikan Indonesia perekonomian digital terbesar di ASEAN pada 2020. Kebijakan ekonomi ke-14 yang diluncurkan tahun lalu mencakup peta jalan komprehensif untuk mendorong e-commerce. Pemerintah juga menyiapkan berbagai tolok ukur dan program untuk mendorong teknologi finansial (fintech) dan teknologi lainnya sebagai bagian dari upayanya menekan kemiskinan dan kesejangan. 

“ Indonesia berada di persimpangan perubahan teknologi global,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara.

Suahasil mengatakan pemahaman yang lebih baik terhadap topik yang berkembang cepat sangatlah penting. Tujuannya agar kebijakan dan investasi pendukung yang tepat dapat diambil.

(Sah)

Beri Komentar