Cacar Monyet/ Foto: Shutterstock
Dream - Badan kesehatan dunia (World Health Organization/ WHO) mengungkap fakta baru soal wabah cacar monyet yang merebak di Amerika Utara dan Eropa. Pada 200 kasus cacar monyet yang terjadi menyebar melalui aktivitas seks di antara kaum laki-laki di beberapa negara.
Wabah ini dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara selama seminggu terakhir. Diperkirakan jumlahnya akan semakin banyak. Dua kasus yang dikonfirmasi dan satu kasus yang diduga cacar monyet di Inggris dilaporkan ke WHO sekitar 10 hari lalu.
" Kami telah melihat beberapa kasus di Eropa selama lima tahun terakhir, hanya pada pelancong, tetapi ini adalah pertama kalinya kami melihat kasus di banyak negara pada saat yang sama pada orang yang belum bepergian ke daerah endemik di Afrika,” kata Dr. Rosamund Lewis, tim dari WHO yang meneliti soal Cacar Monyet.
Negara-negara Eropa telah mengkonfirmasi lusinan kasus cacar monyet dan jumlahnya disebut-sebut yang terbesar. Amerika Serikat dan Kanada masing-masing memiliki setidaknya lima kasus yang dikonfirmasi atau diduga sejauh ini. Belgia bahkan menerapkan karantina wajib 21 hari untuk pasien cacar monyet.
WHO mengadakan pertemuan darurat akhir pekan ini melalui konferensi video untuk membahas wabah virus cacar monyet, mengidentifikasi, risiko, mempelajari penularannya. Tim WHO juga melakukan pertemuan global kedua tentang monkeypox pekan depan untuk mempelajarinya lebih dalam.
Dari paparan tim WHO mengungkap virus itu sendiri bukan infeksi menular seksual, yang umumnya menyebar melalui air mani dan cairan vagina. WHO juga mengungkap lonjakan kasus cacar monyet tampaknya telah menyebar di antara pria yang berhubungan seks dengan pria lain.
" Banyak penyakit dapat menyebar melalui kontak seksual. Seseorang bisa terkena batuk atau pilek melalui kontak seksual, tetapi itu tidak berarti bahwa itu adalah penyakit menular seksual,” kata Andy Seale, penasihat WHO tentang HIV, hepatitis, dan infeksi menular seksual lainnya.
Virus ini menyebar melalui kontak dekat dengan orang, hewan atau bahan yang terinfeksi. Virus memasuki tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, mata, hidung dan mulut. Penularan dari manusia ke manusia diyakini juga terjadi melalui droplet dan membutuhkan kontak tatap muka lama.
“ Ini adalah virus yang sangat stabil di luar inang manusia, sehingga dapat hidup di benda-benda seperti selimut dan hal-hal seperti itu,” kata Dr. Scott Gottlieb dikutip dari CNBC.
Sumber: CNBC
Dream - Kasus cacar monyet saat ini tengah menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara. Di kawasan Eropa, ditemukan di Inggris, Prancis, Jerman, Portugal, Spanyol, dan Swedia.
Penyakit ini rupanya juga merebak di Amerika Serikat dan Australia. Gejala penyakit ini, dikutip dari Hellosehat, secara umum mirip dengan penyakit cacar (smallpox), seperti demam dan ruam kulit yang melepuh menjadi lenting.
Gejala juga diiringi dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak. Cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (virus zoonosis).
Monyet adalah inang utama dari virus monkeypox. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut dengan cacar monyet. Kasus yang menular dari monyet ke manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan.
Penularan penyakit cacar monyet di antara manusia berlangsung melalui kontak langsung dengan lenting atau luka di kulit, cairan tubuh, droplet (percikan air liur) yang dikeluarkan saat bersin dan batuk, serta menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus monkeypox.
Orang yang terinfeksi virus monkeypox akan mulai menunjukkan gejala pertamanya setelah 6-16 hari setelah paparan. Periode ketika virus belum aktif memperbanyak diri di dalam tubuh ini dikenal dengan masa inkubasi.
Masa inkubasi virus cacar monyet bisa berkisar antara 6-13 hari. Bisa juga terjadi dalam rentang yang lebih panjang, yakni 5-21 hari. Selama tidak memunculkan gejala seseorang tetap bisa menularkan virus cacar monyet kepada orang lain.
Gejala awal penyakit ini sama dengan cacar air yang disebabkan infeksi virus, yaitu memunculkan gejala mirip penyakit flu. Menurut WHO, kemunculan gejala cacar monyet terbagi dalam dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit.
Gejala yang muncul antara lain, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), sakit punggung, nyeri otot, lemas parah (asthenia). Pembengkakan kelenjar getah bening itulah yang menjadi ciri pembeda antara cacar monyet dengan jenis cacar lainnya.
Penyakit ini diketahui dapat menular melalui kontak langsung dengan lesi kulit, darah, cairan tubuh, atau mukosa (air liur) yang mengandung virus. Di Afrika, penularan dari hewan ke manusia diketahui terjadi melalui kontak sehari-hari dengan monyet, tupai, dan tikus Gambia yang terinfeksi.
Menurut CDC (Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat), penularan cacar air dari hewan ke manusia juga bisa terjadi lewat gigitan hewan, kontak langsung dengan cairan atau lesi kulit hewan atau kontak tidak langsung dengan permukaan benda yang terkontaminasi virus.
Kasus penularan monkeypox dari satu orang ke orang lain umumnya sangat minim. Penularan virus cacar monyet antar manusia seringnya berlangsung dari droplet yang berasal dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi.
Tidak hanya melalui paparan droplet yang dikeluarkan saat bersin atau batuk oleh orang yang terinfeksi, penularan virus dari droplet juga bisa berlangsung saat melakukan kontak tatap muka secara rutin dengan orang yang terinfeksi. Virus ini juga dapat berpindah dari tubuh ibu hamil ke dalam janin melalui plasenta.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN