Moody's: Produk Keuangan Syariah Ini Bakal Bersinar di 2018

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 3 Januari 2018 19:15
Moody's: Produk Keuangan Syariah Ini Bakal Bersinar di 2018
Keinginan diversifikasi pembiayaan menjadi salah satu faktor pendukungnya.

Dream – Sukuk atau surat utang syariah akan menjadi instrumen keuangan yang mendapatkan momentum positif di tahun ini. Instrumen ini pernah 'jatuh' pada 2015 lalu.

Pasar sukuk global disebut menunjukkan geliat pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor seperti inovasi produk, jumlah sukuk terbit yang semakin banyak, serta meningkatnya permintaan dari bank ritel.

“ Kami memprediksi sukuk negara akan tumbuh pada 2018 seiring dengan upaya pemerintah untuk mendiversifikasi pembiayaan campuran dan memenuhi kebutuhan likuiditas bank syariah ritel,” kata Vice President Senior Credit Officer Moody's Investor Service, Christian de Guzman, dikutip dari Moody's, Rabu, 3 Januari 2018.

Guzman mengatakan ada beberapa aspek pendukung penerbitan sukuk pemerintah. Beberapa di antaranya seperti kebutuhan utang yang tinggi dari pemerintah di Negara Teluk.

Diperkirakan surat utang pemerintah yang diterbitkan Negara-negara Teluk bernilai mencapai US$148 miliar, setara Rp1.995,78 triliun.

Kawasan Teluk mendorong pertumbuhan pasar surat utang syariah sejak tahun 2017. Arab Saudi memegang andil cukup banyak sebesar 40 persen terhadap pasar sukuk global, Oman 11,9 persen, dan Bahrain 13,4 persen.

Faktor lainnya yang berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah sukuk adalah penerbitan dari bank domestik dan inovasi produk. Faktor ini dianggap bisa menjadi solusi dari dua tantangan yang dihadapi oleh penerbit, yaitu kekurangan aset fisik untuk restrukturisasi sukuk dan larangan transfer kepemilikan aset ke special purpose vehicles (SPV).

Guzman mengatakan saat ini pasar sukuk terbesar dunia adalah Malaysia dan Indonesia. Kemudian, ada juga negara-negara lain yang bakal menjadikan sukuk sebagai pembiayaan infrastruktur, seperti Nigeria, Niger, Kenya, Ghana, Maroko, Tunisia, dan Aljazair.

Sekadar informasi, pada akhir 2017, nilai sukuk global diprediksi mencapai US$95 miliar (Rp1.281,07 triliun), didominasi sukuk negara. Secara total, angkanya naik 50 persen dari 2016.

(Sah)

 

Beri Komentar