Deteksi Simpel Kelainan Detak Jantung dengan 'Menari'

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 11 Oktober 2017 18:23
Deteksi Simpel Kelainan Detak Jantung dengan 'Menari'
Bisa menurunkan risiko terjadi strok berat atau kematian mendadak. Ketahui caranya.

Dream - Gangguan detak jantung (fibrilasi atrium/ FA) jadi salah satu masalah jantung yang sering tak disadari. Efeknya jika tak tertangani dengan tepat, bisa berupa stroke ringan, berat hingga kematian mendadak.

Untuk mengetahui kondisi FA, memang harus dilakukan pemeriksaan rekam jantung oleh dokter spesialis jantung. Namun sebagai langkah awal, Anda bisa melakukan deteksi dini di rumah.

Sebuah gerakan Meraba Nadi Sendiri (Menari) digagas Indonesia Heart Rhythm Society (InaHRS) bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia cabang Jakarta (PERKI Jaya) sebagai bagian dari kampanye kesadara Fibrilasi Atrium (FA) 2017.

" Artial Fibrillation Campaign (AFC) adalah acara internasional yang diselenggarakan dalam rangka meningkaan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi FA. Penting adanya sosialisasi mengenai kesehatan jantung dan deteksi dini FA kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular," ujar Agung Fabian Chandranegara, selaku Ketua II Panitia Kampanye FA 2017 di kawasan Palmerah, 11 Oktober 2017.

Kampanye FA tahun ini berfokus pada edukasi mengenai gerakan Meraba Nadi Sendiri (Menari). Dengan " Menari" , kelainan detak jantung akan terdeteksi sejak awal sehingga pasien dapat dengan segera melakukan konsultasi ke dokter sebelum terlambat.

Caranya sangat mudah dan sederhana. Hanya dengan menempelkan 2-3 jari di pergelangan tangan, Anda dapat merasakan ritme detak jantung. Gejala FA ditandai dengan denyut nadi yang tidak teratur. Terkadang, nadi berdenyut cepat seperti drum, hingga sesekali berhenti berdenyut selama 3-6 detik.

Periksa denyut nadi

(Cara meraba nadi sendiri/ Shutterstock)

Jika dirasa detak jantung tak stabil dan berubah-ubah, segera konsultasikan dengan dokter. Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan rekam jantung untuk mengetahui secara detail grafik detak jantung Anda.

FA sendiri terjadi akibat gangguan listrik pada serambi jantung sehingga menyebabkan detak jantung yang tidak teratur. Berdasarkan data PERKI tahun 2014, penderita FA memiliki risiko terserang stroke lima kali lebih tinggi dibanding orang tanpa FA.

(Sah/Laporan Annisa Mutiara)

 

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More