Masjid Kebon Jeruk (aldjo.wordpress.com)
Dream - Siang itu keriuhan nampak di jalan Hayam Wuruk. Rong-rongan suara knalpot kendaraan silih bergantian terdengar. Seorang penjual soto dengan gerobaknya melayani pembeli di depan sebuah bangunan tua tak menghiraukan suara bising itu. Pun dengan pengunjung yang membeli sotonya.
Di belakang gerobak sotonya berdiri sebuah papan putih dengan cat yang sedikit banyak memudar. Tak banyak pengguna jalan yang memerhatikan papan putih itu. Pasalnya, papan putih tadi tertutup dedaunan kelapa dan pohon jeruk.
Papan putih tadi berisi peringatan karena bangunan yang berdiri di belakang papan itu merupakan cagar budaya yang dilindungi. Tak disebut bangunan apakah itu.
Akan tetapi, ketika memasuki halaman dari bangunan itu akan terlihat orang-orang bergamis dengan jenggot memanjang. Ada yang sedang mendengarkan dakwah, ada pula yang sedang mendirikan salat, dan ada pula yang duduk-duduk istirahat.
Itulah sedikit gambaran yang terlihat dari suasana Masjid Jami Kebon Jeruk atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Hayam Wuruk. Masjid tersebut tepatnya terletak di Jalan Hayam Wuruk Nomor 85, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat.
Dulunya, masjid ini adalah masjid pertama di kawasan Glodok. Masjid ini didirikan oleh Chan Tsien Hwu, seorang kapten kapal keturunan Tionghoa yang masuk Islam pada tahun 1786.
Masjid ini dulunya dikenal sebagai masjid pertama bagi komunitas Tionghoa. Bahkan, desain masjid ini dahulu juga bercorak khas Tiongkok.
Itu terlihat pada dinding bangunan utama yang ditopang tiang-tiang yang kokoh. Terdapat pula jendela ukir di atas pintu tua berada di bagian dalam masjid. Di bagian atasnya juga terdapat dua pintu di ujung kiri dan kanan berbentuk melengkung.
Di bagian pintu sebelah timur, terdapat hiasan yang cukup menarik mata. Hiasan yang terletak di atas pintu tengah itu berbentuk pohon hayat yang dikelilingi bunga serta dedaunan yang dicat kuning keemasan.
Di bagian tenggara masjid terdapat sebuah makam bertuliskan huruf Mandarin dan bertanggal angka Arab. Konon, makam itu dikenal sebagai Fatimah Hwu yang wafat tahun 1792. Dia merupakan sosok istri dari pendiri dari masjid tersebut.
Sayangnya, sisa-sisa bangunan lama hanya tersisa pada dinding, tiang penyangga, dan bangunan utama masjid yang terdapat di tengah-tengah. Sisanya mengalami perubahan akibat pemugaran dan penambahan.
Masjid Kebon Jeruk telah mengalami beberapa kali pemugaran. Yang tercatat di antaranya adalah pada tahun 1950, Masjid Jami Kebon Jeruk diperluas pada semua sisinya.
Kemudian Masjid Kebon Jeruk dipugar lagi tahun 1974 dengan dana bantuan Gubemur DKI Jakarta, lalu Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta melakukan pemugaran pada tahun 1983/1984-1985/1986, dan 1998.
Penambahan terjadi di bagian belakang masjid ini. Di sana terdapat bangunan yang difungsikan sebagai tempat tinggal para jemaah. Masjid ini sekarang dikenal sebagai titik temu para Jemaah Tabligh. Jemaah ini dikenal masyarakat untuk menyebarkan syiar dakwah ke penjuru tanah air. Tidak jarang beberapa alumninya ada yang datang dari penjuru dunia.
Menurut Farid Abdullah, anggota dewan syuro Jemaah Tabligh, fungsi masjid ini sepenuhnya telah menjadi fungsi dakwah. Adapun sejarahnya mungkin tidak lagi menjadi penting.
" Ketika kami datang, yang kami tahu ini adalah masjid. Tempat ibadah, dakwah, dan belajar," ungkapnya kepada Dream.co.id.
Meta Samudera, salah seorang jemaah yang datang dari Palembang, baru datang di tempat itu selama beberapa minggu. Dia mengaku datang ke Masjid Kebon Jeruk itu untuk belajar agama. Bermodal uang seratus ribu, dia ke Jakarta.
" Saya di sini belajar mulai iqro. Aktivitas lain yang saya lakukan ialah bertugas sebagai tukang bersih tempat wudhu dan kamar mandi," katanya. (Ism)
Advertisement
Unggah Foto Lamaran Teman, Vidi Aldiano Tampak Sangat Kurus dan Pucat
AXIS Nation Cup 2025 Sukses Digelar, Lahirkan Atlet Muda Berbakat Indonesia
Intip Diet Ala Jennie BLACKPINK, Simpel dan Tetap Bisa Makan Enak
Fakta Penelitian Wanita Lajang Lebih Bahagia Dibandingkan Pria
Nonton Jadi Lebih Seru, Ikut Aja 5 Komunitas Film di Indonesia
Merayakan Keanggunan dan Ekspresi Diri Perempuan Indonesia Lewat Tsubaki Blooming Gallery
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia, Saling Membantu dan Memberi Dukungan
Unggah Foto Lamaran Teman, Vidi Aldiano Tampak Sangat Kurus dan Pucat
Meriah! Nobar F1 Singapore di Aphrodite Jakarta Diserbu Fans dari Berbagai Tim