Dream - Makanan merupakan hal yang tidak pernah bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Tubuh memerlukan asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Tak jarang, kita juga mengonsumsi makanan secara berlebihan hingga tersisa lalu terbuang. Kebiasaan buruk ini ternyata bisa memberikan efek yang negatif dari segi lingkungan secara global dan ekonomi nasional.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), sepertiga pangan yang diproduksi terpaksa terbuang karena perilaku manusia yang boros pangan.
Oleh karena itu, Badan Pangan Nasional (BAPANAS) melihat fenomena ini sebagai urgensi karena di Indonesia sendiri masih banyak masyarakat yang kekurangan makanan, tapi di sisi lain masih banyak juga masyarakat yang membuang-buang makanan.
Setiap tahunnya, ada 23-48 juta ton makanan terbuang yang berakhir di tempat sampah. Bahkan, 40% sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan sampah makanan.
Hal ini tentunya menyumbang pemanasan global dan menyebabkan kerugian ekonomi mencapai Rp213-551 triliun.
Atau setara dengan 4-5% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) yang jumlahnya tentu tidak kecil dan kalau diperhitungkan kerugiannya sama dengan APBN kita selama 5 tahun.
Lalu, sisa makanan yang terbuang ini jika dimanfaatkan kembali bisa memberi makan 61-125 juta orang di Indonesia.
Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi jumlah sampah makanan tersebut? Menurut Nita Yulianis, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional, mengurangi jumlah sampah makanan bisa kita lakukan mulai dari hal-hal kecil.
Pertama, ambil makanan secukupnya dan harus dihabiskan, jangan lapar mata. Kita juga harus bijak dalam berbelanja makanan, jangan membeli semua produk makanan yang diskon, belilah makanan yang akan kita habiskan saja.
Lalu, jangan malu untuk takeaway jika makanan yang kita makan di restoran tidak habis. Kita bisa habiskan makanan tersebut di rumah atau jika makanannya belum tersentuh sama sekali, bisa kita berikan kepada orang lain.
Perhatikan juga tanggal kedaluwarsa makanan, jangan sampai makanan yang kedaluwarsanya masih lama kita makan duluan, sehingga makanan yang kedaluwarsanya sebentar lagi jadi tidak dimakan dan berakhir dibuang.
Untuk skala besar, makanan olahan atau bahan makanan yang belum tersentuh dan masih layak konsumsi bisa dikumpulkan dalam bentuk food bank yang kemudian disalurkan kepada masyarakat-masyarakat yang membutuhkan.
Terakhir, kita juga bisa memanfaatkan kembali bahan makanan yang masih bisa dimanfaatkan, seperti batang brokoli yang dijadikan sup, tulang yang diolah menjadi kaldu, bahkan nasi sisa yang diolah menjadi cemilan.
Makanan olahan yang tersisa dan masih layak konsumsi juga bisa kita olah kembali menjadi hidangan lain, seperti ayam goreng yang disuwir untuk dijadikan sup.
Langkah-langkah ini disebut dengan zero food waste. Banyak yang beranggapan jika zero food waste merupakan langkah untuk mengolah makanan yang sudah menjadi limbah.
Padahal zero food waste itu memanfaatkan makanan yang masih layak dikonsumsi, tapi hanya karena suatu keadaan, makanan tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Makanan tersebut tentunya masih dalam keadaan aman, tidak rusak, tapi berpotensi terbuang.
“Kita harus memahamkan bahwa ini adalah masalah nasional. Ketika kita tidak berkontribusi secara individu, ini akan berpengaruh pada panasnya bumi Indonesia, yang ketika kita mau menanam tanaman lagi, udah engga bersahabat,” ujar Nita, Jumat 19 April 2024.
Ada tiga tujuan yang ingin BAPANAS capai terkait pangan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pertama tanpa kemiskinan.
Kedua mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki gizi, dan memproduksi pertanian yang berkelanjutan. Ketiga, untuk memastikan konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BAPANAS secara aktif mempromosikan “Stop Boros Pangan” bersama sektor pentahelix yang terdiri dari akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media melalui Gerakan Selamatkan Pangan sebagai upaya mencegah pemborosan pangan.
ujar Nyoto Suwignyo, Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi BAPANAS.
BAPANAS juga berkolaborasi dengan LG dan FoodCycle Indonesia melalui partisipasi aktif pada talkshow Better Life Festival yang diselenggarakan oleh LG Electronics Indonesia di Commune Space Area, Chillax Sudirman pada Jumat, 19 April. BAPANAS juga mendukung penyaluran donasi pangan menggunakan Food Truck NFA di tiga lokasi di wilayah Jabodetabek.
Laporan: Aykaputri Amalia Rahmani
Advertisement
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Mahasiswa Makan Nasi Lele Sebungkus Berdua Saat Demo, Netizen: Makan Aja Telat, Masa Bakar Halte
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Didanai Rp83 Miliar dari Google, ASEAN Foundation Cetak 550 Ribu Pasukan Pembasmi Penipuan Online