Koleksi Refounders By Rinaldy A. Yunardi (Foto: Dok. JFW 2021)
Dream - Desainer kondang, Rinaldy A. Yunardi, merayakan 25 tahun berkarya di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2021. Kali ini ia membawa koleksi dari label alas kaki dan aksesorinya, Refounders.
Refounders yang sebelumya diberi nama Lost and Found didirikan oleh Rinaldy dan empat orang sahabatnya pada 2014. Berpisah dan berganti nama menjadi Refounders, desainer 49 tahun itu melahirkan kembali karya mode penuh detail dan craftmanship.
Rinaldy menghadirkan sejumlah alas kaki kasual dan semi formal yang terinspirasi dari gaya era 1800-an, mulai dari sneakers, sandal, dan kitten heels tertutup.
Ornamen chic yang telah menjadi DNA di koleksi Rinaldy kembali diperlihatkan lewat aplikasi bunga, rantai, mutiara, payet, bordir, studs, pita dan bebatuan.
" Refounders merupakan produk lain dari Rinaldy A. Yunardi yang saya ciptakan untuk dapat dikenakan sehari-hari, perkembangan dari koleksi utama saya, memiliki nafas desain saya dan memberikan kepada masyarakat kesempatan memiliki serta menikmati karyaku," ujar Rinaldy dalam rilisnya, Senin 30 November 2020.
Desainer yang akrab disapa Yung-Yung itu juga merancang aksesori berupa tas, topi, masker dan face shield yang menjadi sorotan di tengah pandemi Covid-19.
Di kesempatan ini Rinaldy turut memperkenalkan koleksi yang fungsional, dapat dikenakan di kala pandemi secara nyaman tanpa meninggalkan sisi modis.
Untuk masker, Rinaldy memakai bahan crinoline dan dilengkapi kacamata yang dapat dilepas agar masker dapat dicuci. Desain face shield berbentuk geometris yang dibawakan juga tak kalah menarik.
Warna hitam dan transparan mendominasi sebagian besar koleksinya. Terdapat pula model face shield berbingkai seperti ukiran baroque ciri khas karya Rinaldy yang extravagant.
Selain masker dan face shield, Rinaldy merancang tas selempang yang dilengkapi dengan tempat menyimpan tisu, hand sanitizer dan ponsel yang dilengkapi dengan tali. Bagian dalam yang dilengkapi risleting berlapis karet juga dapat digunakan untuk menyimpan masker hingga kartu.
Terdapat pula tote bag yang dapat digunakan untuk pergi berbelanja. Tote bag berukuran besar juga bisa dikenakan sebagai backpack. Koleksi didominasi oleh warna hitam dan cream yang netral serta mudah dipadupadankan.
Dream - Rinaldy A Yunardi. Namanya telah melanglang buana di jagad mode internasional. Tangan dinginnya melahirkan berbagai aksesori yang dipakai oleh pesohor dunia.
Belum lama ini, karya Rinaldy dipakai artis Hollywood, Katy Perry dan Kylie Jenner. Tak ketinggalan dengan deretan artis lain sekelas Beyonce dan Lady Gaga.
Selama 24 tahun berkarya, prestasi pria dengan sapaan Yungyung itu sudah tidak diragukan. Tak mengenal konsep 'instan', ia konsisten membuat aksesori dengan teknik handmade.
" Sampai saat ini saya pertahankan handmade, karena saya sangat mencintai dan ingin melestarikannya. Hal itu saya ungkapkan dengan teknik tangan (handmade) menjadi suatu karya yang extravaganza," ujarnya di gelaran Jakarta Fashion Week 2020 (JFW), Senayan City, Jakarta, Selasa 22 Oktober 2019.
Teknik handmade digemari karena memperbesar kesempatan Yungyung untuk berkarya dan membuat koleksinya lebih terasa bernyawa. Ia bahkan rela mengalami luka-luka.
Bekerja dengan jarum, benang dan benda tajam lain setiap hari, Yungyung kerap mengalami luka di beberapa bagian tubuh.
" Tangan bengkak, luka, berdarah sudah sering. Bermain pakai payet, lem, benang, di situ sering terluka. Kimia juga kan berbahaya. Setiap material punya treatment masing-masing. Jangan takut handmade, lebih kaya akan nilai seni," ujarnya.
Dalam melakukan teknik handmade, Rinaldy berpaku pada budaya Nusantara seperti teknik plintir dan anyaman.
" Saya cari buku-buku tekniknya. Sampai datang ke Jogja, Bali dan lihat pengen tahu seperti apa caranya," kata desainer 48 tahun itu.
Jerih payah Yungyung dalam berkarya terbayar oleh berbagai penghargaan dunia. Baru-baru ini, ia bahkan menyabet tiga penghargaan sekaligus.
Ia memenangkan kategori Supreme WOW Award, Avant-Garde Section Award dan International Design Award: Asia di ajang World of WearableArt (WOW) Awards di Wellington, Selandia Baru.
Foto: Dok. Rinaldy Yunardi
Ia menciptakan karya bertajuk 'The Lady Warrior' dengan memakai bahan dasar kertas daur ulang. Material 'sampah' itu disulap jadi mahakarya bernuansa mewah.
" Saya membawa pesan untuk mencintai alam. Banyak yang menyangka itu terbuat dari rotan padahal itu hanya kertas yang dipilin sehignga menyerupai rotan," ungkapnya.
Tanpa mesin, pria kelahiran 13 Desember 1970 itu akan terus berkarya memakai teknik handmade yang telah mengangkat namanya ke dunia.
" Mesin itu modern art. Kalau dia bisa cetak 1.000 (aksesori) berarti sudah bukan couture lagi," tutup Rinaldy.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR