Dream - Kecemasan bisa dipengaruhi faktor internal maupun eksternal, namun stres lebih sering jadi penyebabnya. Padahal, stres juga diperlukan untuk membuatmu lebih fokus menjalani kegiatan sehari-hari.
Sebenarnya, kecemasan sendiri merupakan respons alami tubuh terhadap stres. Perasaan takut dan khawatir muncul ketika merasa cemas. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik dan lingkungan.
Beberapa gejala kecemasan yang umum dialami adalah peningkatan detak jantung, nafas menjadi lebih cepat, gelisah, serta sulit berkonsentrasi.
Sebagian orang juga bisa mengalami keinginan mendadak untuk buang air besar, gatal-gatal, batuk, keringat berlebih, atau bahkan mimpi buruk.
Ada berbagai jenis gangguan kecemasan yang bisa dialami. Di antaranya adalah gangguan panik, stres pascatrauma (PTSD), gangguan obsesif-kompulsif (OCD), kecemasan akan penyakit, fobia, gangguan kecemasan umum (GAD), hingga gangguan kecemasan sosial.
Selain mencegah stres, olahraga juga bisa meningkatkan detak jantung dan memicu neurotransmitter seperti serotonin serta GABA untuk meredakan kecemasan. Pilih olahraga lari, HIIT (high intensity interval training), pilates, atau yoga untuk menjaga kesehatan mental.
Rokok sering dijadikan sebagai penenang ketika stres, namun sebenarnya kebiasaan tersebut justru memperburuk kondisimu yang sedang cemas.
Penelitian 2020 menunjukkan bahwa kecemasan dan kebiasaan merokok memiliki keterkaitan kuat. Orang yang mengalami gangguan kecemasan cenderung menjadi perokok.
Padahal, nikotin dan bahan kimia rokok bisa mempengaruhi kecemasan serta gangguan panik lho. Jadi, hindari kebiasaan tersebut, ya!
Jika merasa cemas, coba kurangi kafein yang justru bisa membuat perasaan semakin gugup dan gelisah.
Seperti alkohol, kafein juga dapat meningkatkan adrenalin.
Walaupun kafein dalam jumlah sedang biasanya aman, namun lebih baik jika konsumsinya dikurangin pelan-pelan.
Ganti minuman berkafein dengan air mineral agar tetap terhidrasi dan membantu mengeluarkan kafein dari tubuh.
Kurangi konsumsi kafein secara bertahap selama beberapa minggu untuk membantu tubuh beradaptasi tanpa menimbulkan gejala yang kurang nyaman.
Survei tahun 2018 menunjukkan bahwa hampir sepertiga orang dewasa tidur kurang dari 6 jam per malam. Sedangkan CDC (Centers of Disease Control) merekomendasikan untuk tidur 7 jam atau lebih setiap harinya.
Jadikanlah tidur sebagai prioritas dengan menghindari membaca atau menonton televisi di tempat tidur, tidak bermain ponsel sebelum tidur, dan mulailah kebiasaan tidur yang teratur.
Hindari juga kafein dan mengonsumsi makanan berat atau nikotin sebelum tidur, serta buatlah ruangan tidur yang gelap dan sejuk agar kualitas tidurmu terjaga.
Pola makan seimbang dapat membuat suasana hati lebih baik. Pasalnya, kondisi organ pencernaan memiliki dampak besar pada suasana hati dan perkembangan otak.
Kadar gula darah rendah, dehidrasi, atau bahan kimia dalam makanan olahan dapat mempengaruhi perasaan kamu.
Jika kecemasan meningkat setelah makan, perhatikan pola makanmu.
Pastikan kamu tetap terhidrasi, hindari makanan olahan, dan pilih makanan seimbang dengan karbohidrat kompleks, buah, sayuran, serta protein tanpa lemak ya!
Laporan: Aisyah Cryshanty/ Sumber: Healthline.com
Dream.co.id hadir di WhatsApp Channel, follow buat tahu informasi terkini di link ini
https://bit.ly/DreamcoidWAChannel